Pengaruh Media Dan Perbandingan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Pada Regenerasi Anggrek Phalaenopsis SP Melalui Pembentukan Embrio Somatik
Abstract
Anggrek merupakan tanaman hias popular dan pasar mempunyai 
permintaan anggrek cukup tinggi, sehingga anggrek mempunyai potensi baik 
untuk diusahakan dalam skala besar. Karena alasan tersebut, produksi anggrek 
diperlukan dalam jumlah banyak dan teknik kultur jaringan tanaman menjadi 
pilihan baik. Bahan tanam bersifat meristematik sangat menguntungkan untuk 
memperpendek waktu proses kultur jaringan, seperti protocorm maupun 
protocorm like bodies (PLB). Media mempunyai peran penting dalam 
perbanyakan in vitro, ada 3 hal perlu perhatian dalam media yaitu tipe media, 
jenis media dasar dan perbandingan konsentrasi zat pengatur tumbuh (ZPT), yaitu 
auksin dan sitokinin.
Tujuan penelitian yaitu mendapatkan metode terbaik dalam regenerasi 
tanaman anggrek Phalaeonopsis sp. Regenerasi tanaman melalui pembentukan 
embrio-somatik menggunakan pengaruh media dan ZPT. Pengaruh tersebut 
meliputi tipe media, jenis media dasar dan perbandingan konsentrasi 
napthaleneacetic acid (NAA) dan benzylamino purine (BAP).
Percobaan dilaksanakan di laboratorium Ekofisiologi (Kultur Jaringan 
Tumbuhan) Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian dan laboratorium 
Mikroteknik, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu 
Pendidikan, Universitas Jember. Percobaan menggunakan Rancangan Acak 
Lengkap (RAL) Faktorial dengan 3 faktor dan 3 ulangan. Faktor-faktor tersebut 
yaitu tipe media (M), jenis media dasar (J), dan perbandingan konsentrasi 
NAA dan BAP (K). Masing-masing faktor mempunyai level tertentu yaitu tipe 
media (M) terdiri dari padat (M1) dan cair (M2), jenis media dasar (J) terdiri dari 
Vacin & Went (J1) dan Murashige & Skoog (J2), dan perbandingan konsentrasi
NAA dan BAP (K) terdiri dari NAA 0,1 mg L-1: BAP 0,1 mg L-1(K1), NAA 0,1 mg L-1: BAP 5 mg L-1(K2), NAA 0,1 mg L-1: BAP 10 mg L-1(K3), NAA 1 mg L 1 BAP 0,1 mg L-1(K4), NAA 1 mg L-1 BAP 5 mg L-1
(K5), NAA 1 mg L-1: BAP 10 mg L-1(K6).Hasil pengamatan percobaan dalam penelitian menunjukkan interaksi 3 faktor berpengaruh berbeda sangat nyata pada variabel berat PLB dimana 
kombinasi perlakuan tipe media padat, jenis media dasar MS dan perbandingan 
konsentrasi NAA 1 mg L-1dan BAP 0,1 mg L-1 menghasilkan PLB terberat yaitu 
4,30 g. Interaksi 3 faktor berpengaruh tidak berbeda nyata pada variabel 
pengamatan selain berat PLB. Interaksi 2 faktor berpengaruh pada kemampuan 
pembentukan kalus, berat kalus, jumlah PLB dan jumlah planlet. Kombinasi 
perlakuan tipe media padat dan jenis media dasar MS memberikan kemampuan 
terbaik dalam pembentukan kalus yaitu 100%, dan kombinasi perlakuan tipe 
media cair dan jenis media dasar VW menghasilkan kalus terberat yaitu 0,14 g. 
Kombinasi perlakuan tipe media cair dan perbandingan konsentrasi NAA 1 mg L- 1
dan BAP 5 mg L-1 menghasilkan jumlah PLB terbanyak yaitu 45,50 PLB. 
Kombinasi perlakuan jenis media dasar MS dan perbandingan konsentrasi NAA 
0,1 mg L-1
dan BAP 0,1 mg L-1 menghasilkan jumlah planlet terbanyak yaitu 1,50 
planlet. Faktor tunggal memberi pengaruh yang berbeda-beda terhadap 
pembentukan embrio somatik, yaitu pada variabel pengamatan PLB berkecambah 
dan PLB berdaun. Perlakuan tipe media padat menghasilkan PLB berkecambah 
lebih banyak dari media cair yaitu 4,56 PLB, perlakuan jenis media dasar MS 
menghasilkan PLB berkecambah lebih banyak dari jenis media dasar VW yaitu 
4,75 PLB, dan jenis media dasar MS menghasilkan PLB berdaun lebih banyak 
dari jenis media dasar VW yaitu 2,56 PLB. Perlakuan perbandingan konsentrasi 
NAA dan BAP berpengaruh pada PLB berkecambah dan PLB berdaun, dimana 
perbandingan konsentrasi NAA 0,1 mg L-1
dan BAP 0,1 mg L-1 menghasilkan 
terbanyak yaitu 6,92 PLB dan 3,83 PLB.
Collections
- MT-Agronomy [38]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
- 
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI TUMBUHAN ANGGREK (ORCHIDACEAE) DI PEDAGANG ANGGREK SE EKS KOTATIF JEMBER SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENYUSUN STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP FAJAR EKO KUSMONO (2014-01-28)Tumbuhan Anggrek anggotanya amat heterogen baik ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya dan kebanyakan memiliki perawakan yang khas, sehingga tidak mudah keliru dengan jenis tumbuhan lain. Namun, biasanya ...
- 
Karakterisasi Tetua Persilangan Anggrek Genus Dendrobium Dan Identifikasi Planlet Anggrek Hasil Persilangan Secara Molekuler Sebagai Pendugaan Pewarisan Sifat INDRALOKA, Aldy Bahaduri (Fakultas Pertanian Universitas Jember, 2020-01-10)Pemuliaan tanaman anggrek meliputi koleksi tetua persilangan, proses karakterisasi, persilangan antar tetua, perkecambahan biji, pembentukan protokorm, regenerasi planlet dan aklimatisasi planlet. Banyak sekali aspek yang ...
- 
Pelatihan Budidaya Anggrek untuk Peningkatan Jiwa Wirausaha bagi Masyarakat Pecinta Anggrek Kabupaten Jember DEWANTI, Parawita; USMADI, Usmadi; MAGFIROH, Illia Seldon; SUGIHARTO, Bambang; WIDURI, Laily Ilman (Jurnal Panrita Abdi, 2021-11-01)UPT Agrotechnopark sebagai mitra pelaksana Perguruan Tinggi Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) memiliki revenue generating berupa pengembangan komoditi tanaman hias yaitu anggrek. Salah satu ...
