dc.description.abstract | Pengaturan tempat duduk merupakan salah satu bentuk implementasi dari manajemen kelas secara fisik yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi anak. Tempat duduk formasi cluster merupakan pengaturan tempat duduk anak secara berkelompok yang dilakukan oleh guru Kelompok B1 di TK Pertiwi Kabupaten Jember dengan cara memperhatikan jumlah anak di dalam kelas, jumlah kelompok dalam kelas, dan jumlah anak dalam kelompok. Pengaturan tempat duduk dapat membawa pengaruh yang besar terhadap perilaku, motivasi dan interaksi anak dengan teman maupun dengan gurunya di dalam kelas. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini sebagai individu yang unik, maka kemampuan interaksi sosial yang dimiliki anak Kelompok B1 di TK Pertiwi tidaklah sama. Ada anak yang kemampuan interaksi sosialnya sudah baik, dan ada juga anak yang kemampuan interaksi sosialnya masih kurang. Kemampuan interaksi sosial anak ketika di sekolah dapat dilihat dari bagaimana cara ia bersikap memperlakukan teman dan gurunya, terutama saat berada di dalam kelas.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaturan tempat duduk formasi cluster terhadap kemampuan interaksi sosial anak kelompok B1 di TK Pertiwi Kabupaten Jember?”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaturan tempat duduk formasi cluster terhadap kemampuan interaksi sosial anak kelompok B1 di TK Pertiwi Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2018/2019.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang dilakukan di TK Pertiwi Kabupaten Jember selama 2
minggu. Sumber data yang diperoleh dari informan kunci yaitu anak Kelompok B1 usia 5-6 tahun dan 1 guru kelas Kelompok B1, sedangkan sumber data yang diperoleh dari informan pendukung yaitu kepala sekolah TK Pertiwi Kabupaten Jember. Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi dengan alat bantu check list, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif Miles dan Hubberman yakni melalui empat tahapan yaitu proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di TK Pertiwi Kabupaten Jember berkaitan dengan analisis pengaturan tempat duduk formasi cluster terhadap kemampuan interaksi sosial anak Kelompok B1, diketahui bahwa pengaturan tempat duduk formasi cluster yang dilakukan oleh guru Kelompok B1 dengan mengatur tempat duduk anak secara berkelompok dapat menstimulus perkembangan sosial anak dalam berinteraksi. Perbedaan pola pengaturan tempat duduk di kelas memunculkan karakteristik interaksi sosial yang berbeda. Kelompok dengan jumlah anak yang ideal dapat menstimulus munculnya sikap prososial pada anak seperti saling berbagi, empati, memberikan bantuan dan bekerjasama. Kelompok dengan jumlah anak yang sangat sedikit dapat membuat anak bersikap lebih pasif saat melakukan interaksi. Kelompok dengan jumlah anak terlalu banyak rentan memunculkan sikap antisosial ketika interaksi yang dilakukan berlebihan. | en_US |