Show simple item record

dc.contributor.advisorKurniawati, Dini
dc.contributor.advisorJuliningrum, Peni Perdani
dc.contributor.authorHardiyanti, Dwi Siska
dc.date.accessioned2020-07-27T12:54:56Z
dc.date.available2020-07-27T12:54:56Z
dc.date.issued2019-03-19
dc.identifier.nim152310101012
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100085
dc.description.abstractPenyebab kematian ibu tertinggi di Jawa Timur disebabkan oleh preeklampsia. Preeklampsia merupakan sindrom kehamilan yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan >20 minggu yang ditandai dengan proteinuria dan atau tanpa edema dan akan berakhir pada masa kehamilan. Penyebab terjadinya preeklampsia belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia seperti usia, paritas, jarak kehamilan, pendidikan, pekerjaan, dan sosial ekonomi. Dampak yang ditimbulkan dari preeklampsia dapat berupa sindrom HELLP, kelainan fungsi organ ibu, bayi lahir prematur, kecacatan pada bayi, stress, cemas, dan depresi. Dampak tersebut juga didorong oleh kurangnya dukungan sosial yang diberikan oleh suami, kelurga, teman dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu. Tujuan dan metode penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan sosial ibu hamil dengan preeklampsia di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan menggunakan non probability sampling dengan pendekatan consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 responden ibu hamil dengan preeklampsia pada usia kehamilan >20 minggu. Instrument pada penelitian ini menggunakan kuesioner Medical Outcomes Study : Social Support Survey (MOS-SSS) yang terdiri dari 19 pertanyaan dengan empat indikator dan satu pernyataan tambahan. Analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan analisis univariat. Hasil analisis karakteristik responden terkait kejadian preeklampsia didapatkan karateristik terbanyak pada usia 20-35 tahun (41 orang atau 68,3%), paritas multipara (38 orang atau 63,3%), riwayat pemyakit (tidak ada 49 orang atau 81,7%), pendidikan SD (33 orang atau 55%), tidak bekerja (54 orang atau 90%), dan ekonomi Rp. 500.000,-Rp. 1.000.000, (43 orang atau 71,7%). Pada tiap indikator dukungan sosial ibu hamil dengan kategori tinggi berada pada dukungan emosional (38 orang atau 63,3%), dukungan affectionate (45 orang atau 75%), dan dukungan interkasi sosial (31 orang atau 51,7%), sedangkan pada kategori sedang berada pada dukungan tangible (31 orang 51,7%) dan pernyataan tambahan berupa pengalihan kondisi ibu (56 orang atau 93,3%). Terkait dukungan sosial yang diterima oleh ibu hamil dengan preeklampsia berada pada kategori sedang (31 orang atau 51,7%). Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini yaitu tingkat dukungan sosial yang diterima oleh responden masih memerlukan dukungan lebih untuk dapat menunjang status kesehatan. Dukungan tersebut dapat berupa informasi, pemberian fasilitas yang dibutuhkan dan ikut serta memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan. Implikasi keperawatan yang dapat diterapkan yaitu memberikan suatu informasi dan edukasi mengenai kondisi kehamilan dengan preeklampsia serta memberikan teknik relaksasi untuk mengurahi tingkat kecemasan, stres, dan memberikan rasa nyaman aman bagi ibu.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember.en_US
dc.subjectDukungan Sosialen_US
dc.subjectIbu Hamilen_US
dc.subjectPreeklampsiaen_US
dc.subjectsindrom kehamilanen_US
dc.titleGambaran Dukungan Sosial Ibu Hamil dengan Preeklampsia di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondoen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record