Evaluasi Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam Pencegahan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember Tahun 2018
Abstract
Stunting (pendek) menurut WHO tahun 2010 merupakan gangguan pertumbuhan pada anak yang disebabkan karena adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 SD. Di provinsi Jawa Timur persentase stunting pada kelompok balita sebesar 26,7% , sedangkan Kabupaten Jember menduduki urutan kesembilan yaitu dengan angka 30,9% dan Jelbuk menduduki peringkat pertama di Kabupaten Jember tahun 2017 dengan angka kejadian stunting sebesar 39,30%. Pada tahun 2012 pemerintah Indonesia membuat program gerakan perbaikan gizi dengan fokus 1000 Hari Pertama Kehidupan pada balita yang bertujuan memperbaiki kehidupan anak-anak Indonesia di masa yang akan datang. Intervensi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan difokuskan pada 2 jenis kegiatan intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik dilakukan secara langsung terhadap kelompok sasaran oleh sektor kesehatan yaitu ibu hamil dan anak berusia 0-23 bulan yang memberi sebesar 30% terhadap penurunan balita pendek.
Jenis penelitian merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jelbuk pada bulan Oktober hingga November 2018 dengan melakukan wawancara kepada 8 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner diolah dengan tahap editing dan tabulating. Hasil data disajikan dalam bentuk teks (textular) dan tabel.
Hasil penelitian di dapat bahwa aspek man masih kurang sumber daya manusia untuk pelayanan gizi dan promosi kesehatan. Untuk sarana dan prasarana perlu ditambah dan diperbaiki sehingga jumlahnya mencukupi untuk pelaksanaan program. Aspek proses untuk perencanaan sudah dilakukan dengan baik sesuai tujuan dan sasaran. Pengorganisasian sudah terlaksana dengan baik, masih tidak adanya job description secara jelas. Penggerak dan pelaksanaan, terdapat kendala dalam pelaksanaan yaitu adanya penolakan pemberian imunisasi dari sasaran, rendahnya kunjungan K1-K4, dan rendahnya pemberian ASI eksklusif. Pada pengawasan, pengendalian dan penilaian berupa pencatatan dan pelaporan masih menggunakan dokumen tertulis dan perangkat komputer. Evaluasi rutin dilakukan dan terdapat kendala saat pelaksanaan program. Supervisi yang dilakukan belum terjadwal secara berkala. Aspek keluaran terdapat 4 indikator capaian yang belum tercapai. Sedangkan untuk aspek hasil akhir (outcome) yaitu angka kejadian stunting pada tahun 2018 sebesar 25,84%.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian pada Puskesmas Jelbuk adalah melakukan pembagian kerja yang merata, pembuatan job description yang jelas bagi petugas, melakukan penambahan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana, memberikan pelatihan konseling gizi yang mengacu pada Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) kepada tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan stunting, meningkatkan frekuensi pembinaan dan penyuluhan kepada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksanaan kehamilan dan pemberian ASI eksklusif. Saran bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember adalah Memberikan rekomendasi penambahan atau pemenuhan tenaga gizi atau nutrisionist dan promkes atau meberikan pelatihan konseling gizi kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Jelbuk untuk menangani permasalahan stunting dan permasalahan gizi lainnya di wilayah kerja Puskesmas Jelbuk. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah Dilakukan penelitian lebih lanjut terkait program Gerakan 1000 HPK di Puskesmas Jelbuk yaitu terkait pelayanan sanitasi dan air bersih. Karena menurut beberapa responden kondisi sanitasi di wilayah kerja Puskesmas Jelbuk masih tergolong dalam kondisi kurang baik dan masih kurang layak. Kondisi sanitasi yang buruk dan tidak layak dapat memperbesar risiko terjadi stunting.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2231]