Hubungan Ibu Hamil HIV dengan Berat Badan Lahir Bayi di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
BBLR merupakan prediktor tertinggi angka kematian bayi, terutama dalam
satu bulan pertama kehidupan. Angka kelahiran bayi dengan kondisi BBLR di
Indonesia khususnya Jawa Timur masih relatif tinggi. Bayi dengan BBLR
memiliki kualitas hidup jangka panjang dan atau jangka pendek yang kurang baik.
Salah satu penyebab BBLR dari faktor ibu ialah riwayat penyakit infeksi yang
diderita ibu. Penyakit infeksi pada ibu yang dapat menyebabkan BBLR pada bayi
salah satunya yaitu HIV/AIDS. Ibu hamil dengan infeksi HIV akan mengalami
penurunan imunitas yang progresif sehingga ibu mudah terserang infeksi. Adanya
infeksi mengganggu penyerapan nutrisi karena menumpuknya sel inflamasi di
plasenta sehingga pertumbuhan janin terhambat dan bayi dapat terlahir dengan
BBLR. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara ibu hamil
HIV dengan BBLR pada bayi di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan pengetahuan bagi klinisi, instansi
akademik, dan pemerintah dalam menunjang kesehatan ibu dan anak.
Penelitian ini menggunakan rancangan analitik observasional dengan
pendekatan kohort retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien
ibu hamil positif maupun negatif HIV/AIDS yang dirawat di SMF Obstetri dan
Ginekologi serta bayinya yang dirawat SMF Ilmu Kesehatan Anak RSD dr.
Soebandi Jember pada bulan Agustus 2014 - Juli 2017. Teknik pengambilan
sampel untuk kelompok ibu hamil positif HIV/AIDS menggunakan total random
sapling dan kelompok ibu hamil negatif HIV/AIDS menggunakan simple random
sampling dengan jumlah sampel masing-masing 52 pasien ibu hamil dan bayinya.
Data rekam medis yang didapatkan kemudian didistribusikan dan dianalisis secara
bivariat menggunakan Chi-Square dan Fisher’s Exact. Kemudian dilakukan
analisis menggunakan T-test untuk mengetahui pengaruh dari faktor perancu.
Hasil uji hubungan ibu hamil HIV dengan berat badan lahir bayi
menggunakan Fisher’s Exact didapatkan nilai p=0,06 (OR=3,42). Berdasarkan
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara
ibu hamil HIV dengan berat badan lahir bayi di RSD dr. Soebandi Jember. Hasil
uji beda usia dengan status HIV ibu dan berat badan lahir bayi menggunakan Ttest didapatkan nilai p=0,78 dan p=0,53. Hasil uji beda paritas dengan status HIV
ibu dan berat badan lahir bayi menggunakan T-test didapatkan nilai p=0,31 dan
p=0,47. Hasil uji beda usia kehamilan dengan status HIV ibu dan berat badan lahir
bayi menggunakan T-test didapatkan nilai p=0,41 dan p=23. Hasil uji beda
gangguan fungsi plasenta dengan status HIV ibu dan berat badan lahir bayi
menggunakan T-test didapatkan nilai p=0,53 dan p=34. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara ratarata usia ibu, paritas, usia kehamilan, gangguan fungsi plasenta dengan status HIV
ibu dan berat badan lahir bayi di RSD dr. Soebandi Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]