Pemberian Terapi Oksigen Hiperbarik Tidak Memberikan Pengaruh Positif pada Ketebalan Endometrium pada Tikus Model Sindrom Ovari Polikistik dengan Resistensi Insulin
Date
2018-03-01Author
SUSANTO, Lunardhi
PURWANDHONO, Azham
WITTIARIKA, Ivon Diah
SANTOSO, Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Sindrom ovari polikistik (SOPK) meningkatkan risiko hiperplasia dan keganasan endometrium. Faktor yang
memicu kejadian tersebut adalah hiperandrogen, anovulasi kronik, dan hiperinsulinemia. Terapi oksigen
hiperbarik (TOHB) diketahui memberikan manfaat positif bagi sensitivitas insulin. Berdasar atas hal tersebut
maka ingin diketahui pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap endometrium pada tikus model SOPK
resistensi insulin. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan desain post-test only control
group menggunakan 28 tikus betina (Rattus norvegicus strain Wistar) yang kemudian dibagi menjadi empat
kelompok: Kelompok normal, SOPK, TOHB 5 sesi dengan SOPK dan TOHB 10 sesi dengan SOPK. Model tikus SOPK
diperoleh dengan menyuntikkan testosteron propionat 10 mg/100 gram bobot/ kali selama 28 hari berturutturut.
Pada
tikus
normal
diberikan
suntikan
propilen
glikol
sebanyak
1
mL selama 28
hari. Dilakukan
pengukuran
ketebalan
endometrium
secara
histopatologik.
Penelitian
dilakukan
di Fakultas
Kedokteran
Universitas
Airlangga,
Fakultas
Kedokteran
Hewan
Universitas
Airlangga,
dan
LAKESLA TNI AL Drs. Med.
R. Riyadi
S, Phys
pada periode
Juni-September
2016. Didapatkan
ketebalan
endometrium
pada kelompok
normal
(mean
± SD) (µm)) 1.109,98
±
53,96;
kelompok
SOPK 35.651,47 ±
400,54; kelompok
TOHB
5 sesi dengan
SOPK 2.266,13
±2
62,08; dan
kelompok
TOHB
10
sesi dengan
SOPK
2.144,83
±
305,83. Kelompok
SOPK
memiliki
endometrium
lebih tebal
dibanding
dengan
kelompok
normal.
Tidak
terdapat
perbedaan
ketebalan
endometrium
pascapemberian TOHB
5
sesi maupun 10 sesi.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7301]