Analisis Numerik pada Pembekuan Es di Ruang Brine Tank Pabrik Es Balok Talangsari Jember Menggunakan Metode Volume Hingga
Abstract
Komputasi dapat digunakan dalam bidang industri, salah satu diantaranya
adalah industri pembuatan es. Es adalah air yang membeku. Perubahan wujud
atau pembekuan ini terjadi apabila air didinginkan di bawah 273 K pada tekanan
atmosfer standar. Pada bidang perikanan es berfungsi guna menjaga kualitas ikan
agar tatap segar. Kegiatan utama dari proses produksi es balok adalah proses
pembekuan es di ruang Brine system. Brine system adalah pembuatan es balok
dengan menggunakan cetakan es yang didinginkan melalui perantara air garam.
Brine system menggunakan Brine Tank sebagai tangki yang berfungsi untuk
tempat pembekuan es balok. Brine Tank berisi air dan garam berfungsi untuk
menurunkan titik beku air sehingga bisa digunakan sebagai perantara pendingin
cetakan es. Brines atau air garam berfungsi sebagai refrigerant untuk mengambil
kalor dari air sehingga air menjadi dingin dan lama-kelamaan akan membeku
(menjadi es).
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model
matematika pada Pembekuan Es di Ruang Brine Tank dan menyelesaikan
model menggunakan metode volume hingga. Mengetahui pengaruh temperatur
awal air (bahan baku es), temperatur kolam dan kosentrasi garam terhadap
proses pembekuan es balok. Mengetahui efektivitas metode volume hingga
dalam menyelesaikan masalah proses pembekuan es di ruang Brine Tank.
Langkah-lagkah kegiatan penelitian meliputi penentuan model matematika
proses pembekuan es di ruang Brine Tank. Langkah selanjutnya setelah
mendapatkan matriks global dari proses diskritisasi adalah membuat algoritma
dan pemrograman MATLAB. Kemudian melakukan simulasi dengan FLUENT
untuk mengetahui pola temperatur es balok sesuai waktu yang diinginkan.
Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model matematika proses pembekuan es balok di ruang Brine Tank
diselesaikan menggunakan metode volume hingga dengan diskritisasi QUICK
sebagai berikut.
"
T0αρcp
αρcpT0 + α1ρ1cp1Tkolam
− 1
#"Ãρu(Tw − Te)∆t∆y∆z
!
+
Ã
ρv(Ts − Tn)∆t∆x∆z
!
+
Ã
ρω(Tf − Tr)∆t∆x∆y
!# =
µ
µT0 + σ
ργ
1
2
(ρ + ρ1)
¶ Ã
∆t∆y∆z + ∆t∆x∆z + ∆t∆x∆y
!
2. Temperatur awal memiliki pengaruh pada proses pembekuan es balok di ruang
Brine Tank. Pada node-2 ke node-3 temperatur es dengan temperatur awal
301 terjadi penurunan suhu yang besar dibandingkan temperatur awal 302 dan
temperatur awal 303. Hal itu disebabkan dari node-3 cetakan terendam di
air garam. Sehingga semakin rendah temperatur awal yang digunakan, maka
temperatur air semakin cepat menurun sehingga proses pembekuan es balok
semakin cepat.
3. Temperatur kolam memiliki pengaruh pada proses pembekuan es balok di
ruang Brine Tank.Pada node-13 peunurunan temperatur es mulai stabil
ditandai dengan jarak antar grafik relatif sama. Hal itu disebabkan pada
node-13 temperatur es berjalan menuju temperatur kolam masing-masing.
Sehingga semakin rendah temperatur kolam yang digunakan, maka
temperatur air semakin cepat menurun sehingga proses pembekuan es balok
semakin cepat.
4. Kosentrasi garam memiliki pengaruh pada proses pembekuan es balok di ruang
Brine Tank. Pada node-2 ke node-3 temperatur es dengan kosentrasi garam 0.5
M terjadi penurunan suhu lebih besar dibandingkan kosentrasi garam 0.4 M dan
kosentrasi garam 0.3 M .Hal itu disebabkan dari node-3 cetakan terendam di air
garam Semakin tinggi kosentrasi garam yang digunakan, maka temperatur air
semakin cepat menurun sehingga proses pembekuan es balok semakin cepat.
5. Metode volume hingga merupakan metode yang efektif untuk menganalisis
temperatur setiap node pada proses pembekuan es di ruang Brine Tank dengan
error yang diperoleh kurang dari 0.001.