Analisis Parameter Kendali Fabrikasi Produk Pipa Komposit Terhadap Kekuatan Tarik Menggunakan Metode Taguchi
Abstract
Komposit merupakan material baru yang dapat menggantikan logam karena
sifat mekanisnya yang lebih baik. Alasan komposit lebih baik daripada logam adalah
karena sifat ringan dan kekuatannya hampir sama dengan logam. Selain itu komposit
juga akan membuat biaya produksi yang lebih rendah daripada logam. Aplikasi bahan
komposit adalah untuk peralatan rumah tangga, bodi mobil dan, pesawat terbang.
Komposit sendiri merupakan gabungan 2 material atau lebih yang akan menghasilkan
sifat mekanis yang berbeda.
Benang katun berasal dari serat alami yang dapat digunakan untuk membuat
komposit karena keunggulannya yang ramah lingkungan, biaya rendah dan kekuatan
sebanding dengan serat sintetis. Selain itu Indonesia mempunyai lahan yang cukup
luas untuk serat kapas di area Jawa Timur yang berada di Banyuwangi, Situbondo,
Probolinggo, Lamongan, dan Pasuruan.
Proses fabrikasi komposit dapat dilakukan dengan cara metode filament
winding. Filament winding sendiri merupakan proses pembuatan komposit dengan
cara melilitkan serat ke mandrel yang telah dibasahi oleh resin yang berada di bak
resin. Dalam hal ini banyak faktor-faktor yang akan mempengaruhi dari kekuatan
komposit dengan proses filament winding. Salah satunya yaitu suhu curing, jarak
roller dan, kecepatan feeding, dalam hal ini maka faktor faktor tersebut akan
dibutuhkan proses fabrikasi yang optimal untuk pipa komposit. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menentukan kombinasi yang paling optimal dari proses fabrikasi pipa
komposit dengan variasi variabel bebas suhu curing, jarak roller dan kecepatan feeding untuk menghasilkan kekuatan tarik yang tertinggi untuk diaplikasikan pada
produk pipa komposit.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Teknologi Terapan, jurusan teknik
mesin, fakultas teknik, universitas Jember. Pada bulan Januari hingga Agustus 2019.
Penelitian ini mengambil data kekuatan tarik yang dihasilkan dengan metode taguchi
berdasarkan matriks orthogonal L9 (33
) dengan pengulangan sebanyak 3 kali untuk
tiap kombinasinya.
Kontribusi variabel bebas dalam meningkatkan kekuatan tarik yang signifikan
dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu suhu curing sebesar 91,26% pada kecepatan
feeding 5,454% dan jarak roller 1,026% tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
kondisi yang paling optimal didapatkan pada suhu curing level 3 (80°C), kecepatan
feeding level 1 (4 m/menit) dan jarak roller level 2 (4 mm). Kombinasi optimal
tersebut menghasilkan kekuatan tarik sebesar 66,05 Mpa.
Hasil pada penelitian ini secara umum memperlihatkan bahwa dengan
bertambahnya suhu curing akan menghasilkan kekuatan tarik yang makin tinggi. Hal
ini disebabkan karena kristalisasi komposit sempurna sehingga ikata-ikatan polimer
menjadi lebih baik. Kecepatan feeding semakin kecil juga akan meningkatkan
kekuatan tarik hal ini disebabkan karena pembasahan pada benang katun sempurna.
Selain itu, Jarak roller semakin kecil pada batas tertentu akan meningkatkan kekuatan
tarik karena pada jarak roller paling kecil pada batas tertentu maka kerataan pada
komposit didapatkan
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]