Potensi Fraksi Senyawa Sembranoid Daun Tembakau Kasturi (Nicotiana Tabacum L.) Sebagai Agen Antikanker Pada Sel Kanker Kolon
Abstract
Kanker merupakan penyakit yang banyak menyerang masyarakat dan pada
umumnya sulit untuk diobati. Salah satu pengobatan penyakit kanker adalah
menggunakan kemoterapi, radioterapi, dan lain-lain. Akan tetapi pengobatan yang
demikian dapat menimbulkan efek samping pada pasien seperti mual, rambut
rontok, gangguan fungsi jantung, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk
pengobatan kanker tersebut tidak murah. Sehingga diperlukan adanya obat
alternatif yang murah dan berpotensi sebagai antikanker serta tidak memiliki efek
buruk bagi tubuh. Masyarakat pada umumnya mengobati berbagai penyakit
menggunakan tanaman herbal (obat), salah satu tanaman herbal (obat) yang biasa
digunakan sebagai antikanker antara lain rimpang kunyit dan daun tembakau.
Daun tembakau diduga memiliki kandungan senyawa yang berpotensi sebagai
antikanker yaitu sembranoid. Sembranoid pada daun tembakau memiliki struktur
kimia yang hampir sama dengan sembranoid pada koral lunak yang berperan
sebagai antikanker pada beberapa macam kanker seperti kanker payudara, kanker
hati, dan lain-lain. Oleh karena itu, diduga sembranoid pada daun tembakau
memiliki aktivitas yang sama dengan sembranoid pada koral lunak, sehingga
diperlukan adanya penelitian tentang potensi sembranoid daun tembakau sebagai
agen antikanker.
Penelitian ini mengunakan sel WiDr (sel kanker kolon) dan sel Vero (sel
normal) untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi senyawa sembranoid daun
tembakau kasturi terhadap sel kanker dan sel normal. Pada penelitian ini dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu: kelompok kontrol positif (sel Vero dan sel WiDr
diberi perlakuan doxorubicin), dan kelompok perlakuan dengan pemberian fraksi
senyawa sembranoid pada sel Vero dan sel WiDr dengan konsentrasi 1 μg/mL, 2
μg/mL, 4 μg/mL, 8 μg/mL, 16 μg/mL, 32 μg/mL, 64 μg/mL, dan 128 μg/mL. Uji
yang dilkukan yaitu uji sitotoksisitas menggunakan MTT yang dilanjutkan dengan uji antiproliferasi menggunakan doubling time. Hasil yang diperoleh dianalisis
probit pada program SPSS dan dilanjutkan dengan uji GLM.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa
pemberian fraksi senyawa sembranoid dengan konsentrasi 1 µg/ml, 2 µg/ml, 4
µg/ml, 8 µg/ml, 16 µg/ml, 32 µg/ml, 64 µg/ml, dan 128 µg/ml tidak bersifat
toksik terhadap sel vero (sel normal), dan pada konsentrasi 128 µg/ml bersifat
toksik pada sel WiDr. Konsentrasi optimal untuk menghambat 50% hidup sel
WiDr yaotu pada konsentrasi IC50 80,382 μg/mL. Uji lanjut antiproliferasi pada
sel kanker kolon menunjukkan pemberian fraksi senyawa sembranoid dengan
konsentrasi 4 IC50 (321,528 μg/mL) memiliki aktivitas antiproliferasi paling tinggi
daripada konsentrasi yang lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian
fraksi senyawa sembranoid dengan konsentrasi yang tinggi memiliki potensi
sebagai agen antikanker dan antiproliferasi pada sel kanker kolon (WiDr). Dan
konsentrasi optimal fraksi senyawa sembranoid yang dapat digunakan sebagai
antiproliferasi yaitu konsentrasi 4 IC50 (321,528 μg/mL).
Collections
- MT-Biology [15]