Aplikasi Metode Geolistrik 2D dan Voxler untuk Menentukan Potensi Akuifer di Situs Klanceng, Kabupaten Jember
Abstract
Krisis air bersih merupakan salah satu isu permasalahan memiliki dampak besar terhadap kehidupan masyarakat di tingkat nasional maupun internasional dimana salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim secara global. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeteksi keberadaan akuifer mengunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner-Schlumberger dan merekonstruksi gambaran bawah permukaan menggunakan Voxler untuk mendapatkan bentuk 3D. Rekonstruksi 3D bertujuan mengetahui jenis akuifer serta perkiraan volume akuifer yang ditemukan berdasarkan ukuran dan lapisan-lapisan pembatasnya.
Pendeteksian akuifer didasarkan pada nilai resistivitas air tanah dengan cara menginjeksikan arus pada permukaan bumi sehingga didapatkan nilai beda beda potensial dari material-material yang berada di bawah permukaan yang diinjeksi. Hasil arus dan beda potensial dikalikan faktor geometri untuk mendapatkan nilai resistivitas semu yang kemudian diinversi menggunakan aplikasi Res2Dinv guna mendapatkan citra 2D sebaran resistivitas di bawah permukaan. Data 2D yang telah diolah menggunakan aplikasi Res2Dinv dikonversi ke dalam bentuk 3D menggunakan aplikasi Voxler. Aplikasi tersebut digunakan untuk menggambarkan keberadaan dan bentuk akuifer yang berada di bawah permukaan tanah dengan mengunci nilai resistivitas dari air tanah di kawasan Situs Klanceng. Hasil rekonstruksi 3D yang telah diolah, kemudian dianalisis perkiraan volume dari akuifer tersebut. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di 2 lokasi berbeda. Lokasi pertama bertempat di kawasan Situs Klanceng dan lokasi kedua bertempat di sekitar sumber mata air Manggar. Masing-masing lokasi dibuat dua lintasan sejajar.
Berdasarkan hasil pengambilan data, didapatkan nilai sebaran resistivitas untuk lokasi 1 sebesar . Berdasarkan nilai sebaran resistivitas tersebut, didapatkan nilai resistivitas yang diduga sebagai lapisan air tanah sebesar yang berada pada kedalaman . Sementara itu, untuk lokasi 2 didapatkan nilai sebaran resistivitas sebesar . Berdasarkan nilai sebaran resistivitas tersebut, didapatkan nilai resistivitas yang diduga sebagai lapisan air tanah sebesar yang berada pada kedalaman . Nilai resistivitas tersebut, diinterpretasi lebih lanjut menggunakan aplikasi Voxler dan didapatkan perkiraan volume akuifer .
ix
Berdasarkan ukuran akuifer dan lapisan-lapisan pembatasnya diketahui bahwa akuifer yang ditemukan merupakan jenis akuifer bebas. Oleh karena itu, tipikal air tanah yang dipakai oleh masyarakat di kawasan ini adalah air tanah dangkal (freatis) yang merupakan air tanah oleh tangkapan air setempat (Local Catchment Area) dengan cadangan sangat terbatas. Hal tersebut tergantung dengan seberapa banyak air hujan yang masuk ke dalam tanah dan tertampung di dalamnya.