“Pengembangan E-Modul Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Patukangan Situbondo dengan Model Dick and Carey
Abstract
Menurut Kemendikbud (2015:11) Salah satu tujuan pembelajaran sejarah
yaitu menumbuh kembangkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian
dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air. Penanaman
kesadaran sejarah lokal kepada peserta didik mudah dilaksanakan dengan
memperkenalkan sejarah di lingkungannya, sehingga dapat menghindarkan
keterasingan lingkungan (Umamah, 2016; Abduh, 2015; Widja, 1991).
Berdasarkan data di sekolah SMAN 1 Situbondo, SMAN 2 Situbondo, dan
SMAN 1 Panarukan. Permasalahan tersebut meliputi: (1) 65% pendidik hanya
menyampaikan tujuan pembelajaran di awal KD baru dan pembelajaran
selanjutnya tidak; (2) 80% pendidik tidak melakukan pengembangan materi
sendiri dan hanya terpaku pada LKS (Lembar Kerja Siswa) dan Buku Paket; (3)
67% peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran; (4) 83% metode
pembelajaran yang digunakan selama ini hanya terpaku pada beberapa metode
saja; (5) 90% media pembelajaran yang digunakan hanya PPT LCD; (6) 71%
sumber belajar yang digunakan Se-Kabupaten Situbondo adalah Buku Paket dan
LKS (Lembar Kerja Siswa), kedua sumber belajar tersebut kurang dapat
memfasilitasi peserta didik dalam meningkatkan kesadaran sejarah (7) 86% perlu
adanya tambahan bahan ajar yang mampu memfasilitasi peserta didik untuk dapat
meningkatkan kesadaran sejarah lokal tempat tinggalnya; (8) 71% kegiatan
evaluasi pembelajaran, peserta didik dihadapkan dengan soal pilihan ganda pada
level memahami, tidak memfasilitasi untuk meningkatkan kesadaran sejarah
siswa.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan
dikembangkannya bahan ajar berupa E-Modul agar dapat meningkatkan
kesadaran sejarah peserta didik. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan diantaranya: (1) menghasilkan produk e-modul sejarah lokal situs patukangan
sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit berbasis Inquiry pada mata pelajaran
sejarah kelas X SMA dengan menggunakan model Dick and Carey yang
tervalidasi ahli materi, materi bahasa, dan ahli desain; dan (2) produk e-modul
sejarah lokal situs patukangan sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit berbasis
Inquiry diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sejarah peserta didik.
Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Dick and
Carey. Tahapan dalam model pengembangan ini yaitu Identify Instructional Goal,
Conduct Instructional Analyze, Analyze Learners and Context, Write Performansi
Objective, Develop Assessment Instruments, Develop Instructional Strategy,
Develop and Select Instructional Material, Formative Evaluation, Revise.
Hasil yang diperoleh melalui validasi ahli dan uji coba pengembangan
adalah yang pertama, validasi ahli diperoleh hasil validasi melalui ahli isi bidang
studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli bahasa. Hasil ahli isi bidang studi
memperoleh hasil persentase sebesar 78,94% dengan kriteria kelayakan “baik”.
Untuk hasil validasi ahli desain pembelajaran memperoleh hasil presentase
sebesar 86,67% dengan kriteria kelayakan “sangat baik”. Sedangkan untuk hasil
validasi ahli bahasa memperoleh hasil persentase sebesar 80% dengan kriteria
kelayakan “baik”. Kedua, uji coba pengembangan dilakukan dengan melakukan
uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji kelompok besar. Pada Uji Perorangan
didapatkan hasil persentase sebesar 93,33% dengan kriteria kelayakan “sangat
baik”. Uji coba kelompok kecil juga melibatkan 9 peserta didik menunjukkan
hasil bahwa nilai rata-rata pre test sebesar 46,67 (Std. Deviasi=14,14) dan post
test sebesar 78,89 (Std. Deviasi=13,64). Pada uji kelompok besar yang melibatkan
35 peserta didik menunjukkan hasil bahwa nilai rata-rata pre test sebesar 50,28 (Std. Deviasi=15,62) dan post test sebesar 81,71 (Std. Deviasi=10,97).
Disimpulkan bahwa produk modul berbasis Inquiry yang dikembangkan
dan telah tervalidasi memperoleh hasil yang baik. Maka, pengembangan modul
berbasis Inquiry pada mata pelajaran sejarah Indonesia kelas X SMA dengan
model Dick and Carey mampu meningkatkan kesadaran sejarah peserta didik.