Perencanaan Tebal Perkerasan pada Ruas Jalan Tol Gempol – Pasuruan STA 13+900 sampai dengan STA 20+500 dengan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017
Abstract
Jalan Tol merupakan jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang mewajibkan penggunanya membayar tol. Jalan tol dibangun untuk mewujudkan pemerataan pembangunan serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah serta meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada proyek pembangunan Jalan Tol Gempol – Pasuruan Seksi 2 Rembang - Pasuruan sebelumnya direncanakan perkerasan kaku dengan metode AASHTO 1993.
Penelitian ini merencanakan tebal perkerasan yang lebih efisien berdasarkan nilai discounted life cycle cost dengan metode Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017. Dalam metode ini jenis perkerasan ditentukan berdasarkan nilai ESA4 (juta) dalam 20 tahun. Kemudian dihitung tebal perkerasan untuk masing-masing jenis perkerasan yang telah ditentukan. Dari dua jenis perkerasan yang dipilih dilakukan analisa rencana anggaran biaya untuk mengetahui jenis perkerasan apakah yang lebih efisien untuk dilaksanakan di lapangan.
Hasil dari perhitungan perencanaan ulang tebal perkerasan dengan metode manual desain perkerasan jalan tahun 2017 diperoleh tebal perkerasan lentur lapis AC WC (Asphalt Concrete Wearing Course) 40 mm, lapis AC BC (Asphalt Concrete Binder Course) 60 mm, lapis AC Base (Asphalt Concrete Base) 80 mm, lapis pondasi agregat kelas A 380 mm, dan lapis pondasi agregat kelas B 450 mm dengan biaya konstruksi senilai 215.507.352.185 rupiah dan biaya discounted lifecycle cost senilai 413.508.284.520,74 rupiah. Sedangkan untuk perkerasan kaku direncanakan perkerasan kaku bersambung tanpa tulangan dengan tebal pelat beton 290 mm, tebal lapis lean concrete 100 mm, panjang tie bar (ulir BJTU 24) 700 mm diameter 16 mm, dan panjang dowel (polos) 450 mm diameter 36 mm dengan biaya konstruksi senilai 199.116.923.197 rupiah dan biaya discounted life cycle cost senilai 398.732.419.535 rupiah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis perkerasan kaku memiliki nilai discounted life cycle cost lebih rendah dibandingkan perkerasan lentur
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]