Analisis Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Banyuwangi dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Dasar
Abstract
Pembelajaran moral pada anak dapat dilakukan melalui pembelajaran
dikelas dengan menggunakan bahan ajar berupa cerita rakyat Banyuwangi. Selain
dapat digunakan untuk menanamkan nilai moral pada anak, cerita rakyat
Banyuwangi juga dapat memberikan hiburan bagi pembacanya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah nilai moral
yang terkait hubungan manusia dengan Tuhan, alam, sesama dan diri sendiri
dalam cerita rakyat Banyuwangi dan pemanfaatannya sebagai alternatif bahan ajar
di sekolah dasar. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan nilai moral yang
terkait hubungan manusia dengan Tuhan, alam, sesama dan diri sendiri dalam
cerita rakyat Banyuwangi dan pemanfaatannya sebagai alternatif bahan ajar di
sekolah dasar.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Rancangan penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan terjemahan.
Sumber data berasal dari 3 buku yaitu pada buku Dongeng yang diterbitkan oleh
pemerintah Banyuwangi tahun 2002 yang kemudian diambil 4 cerita yaitu
“Bangau dan Musang”, “Munthung dan Runten”, “Asal-Usul Watu Dhodhol”,
“Kik Edhor”. Pada buku Cerita Rakyat dari Banyuwangi yang diterbitkan oleh
Grasindo tahun 1996 yang kemudian diambil 3 cerita yaitu “Lembu Setata dan
Lembu Sakti”, “Agung Sulng dan Sulung Agung”, “Asal-Usul Banyuwangi”.
Pada buku ajar Lancar Bahasa Using untuk kelas IV diambil 1 cerita yaitu “Putri
Sekardadu”. Teknik analisis data terdiri atas tiga tahap yaitu tahap pereduksian
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 nilai moral yang
terkandung dalam cerita rakyat Banyuwangi. Nilai moral yang terkait hubungan
manusia dengan Tuhan meliputi berpasrah diri dan taat agama. Nilai moral yang
terkait hubungan manusia dengan alam yaitu melestarikan alam. Nilai moral yang
terkait hubungan manusia dengan sesama meliputi kerukunan, saling membantu,
kasih sayang, kepatuhan, peduli sesama, menepati janji, kesetiaan, saling berbagi
dan saling mengingatkan. Nilai moral yang terkait hubungan manusia dengan diri
sendiri meliputi keteguhan diri, sabar, ketegasan, pantang menyerah, kerja keras
dan kejujuran.
Pemanfaatan cerita rakyat sebagai alternatif bahan ajar di sekolah dasar
dapat diterapkan pada kelas IV dengan menggunakan Kompetensi Dasar 3.5
menguraikan pendapat pribadi tentang isi buku sastra (cerita, dongeng dan
sebagainya) dan 4.5 Mengomunikasikan pendapat pribadi tentang isi buku sastra
yang dipilih dan dibaca sendiri secara lisan dan tulis yang didukung oleh alasan.
Selain dapat dikaitkan dengan kompetensi dasar yang relevan dengan sebuah
karya sastra, cerita rakyat ini juga dapat dijadikan referensi bahan ajar pada buku
tematik. Buku tematik untuk kelas 4 yang relevan dengan penelitian ini yaitu pada
buku tema 1 (Indahnya Kebersamaan) dan buku tema 4 (Berbagai Pekerjaan).Pada buku tema 1 (Indahnya Kebersamaan) dapat menggunakan alternatif bahan
ajar cerita “Bangau dan Musang” dan “Munthung dan Runten” karena kedua
cerita ini mengisahkan tentang seorang tokoh yang hidup damai dan rukun dengan
teman-temannya. Dari kisah “Bangau dan Musang” dan “Munthung dan Runten”
dianggap sesuai dengan buku yang bertema kebersamaan. Pada buku tema 4
(Berbagai Pekerjaan) dapat menggunakan alternatif bahan ajar cerita “Agung
Sulung dan Sulung Agung” dan “Lembu Setata dan Lembu Sakti” karena kedua
cerita ini mengisahkan seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Dalam
bercocok tanam tokoh-tokoh ini memiliki sifat kerja keras, pantang menyerah dan
sabar, sehingga dianggap sesuai jika diterapkan pada buku yang bertema tentang
pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat diberikan
adalah (1) bagi guru, hendaknya penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan ajar kelas 4 sekolah dasar maupun untuk kelas rendah pada
kompetensi dasar yang relevan dengan penelitian ini. (2) bagi kepala sekolah
sebagai pimpinan sekolah, sebaiknya mengarahkan untuk memperluas buku
bacaan siswa di perpustakaan sekolah, terutama buku bacaan yang berasal dari
daerah. (3) bagi kepala dinas pendidikan, hasil penelian ini diharapkan dapat
dijadikan referensi bahan ajar yang dapat di tambahkan di buku siswa. (4) bagi
peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mengembangkan penelitian yang dilakukan selanjutnya.