Technological Content Knowledge (TCK) Pendidik Sejarah di Kabupaten Jember
Abstract
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 74 Tahun 2008 tentang Guru
bahwa kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
professional. Kompetensi professional meliputi kemampuan pendidik dalam
menguasai dan mengintegrasikan antara penguasaan materi ajar, teknologi serta
budaya yang diampunya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No 22 Tahun 2016 bahwa proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan salah satu prinsip pembelajaran yakni memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Namun, berdasarkan survei yang dilakukan guru besar Institut Teknologi
Surabaya (ITS) terhadap guru di sejumlah sekolah di Jember mulai SD, SMP,
SMA dan SMK menunjukkan, hanya 30 persen guru yang kreatif dan melek
Teknologi Informasi. Sisanya, sebanyak 70 persen guru tidak kreatif. Mereka
masih mengajar dengan teknik konvensional, tanpa menggunakan Teknologi
Informasi, dalam riset tersebut juga didapatkan data, banyak murid yang menilai
guru mereka gaptek (gagap teknologi) dan telmi (telat mikir). Berdasarkan
observasi di tiga SMA negeri yang ada di Kabupaten Jember diperoleh informasi
bahwa bahan ajar yang digunakan pendidik dalam pembelajaran sejarah terpaku
pada buku paket atau Lembar Kerja Siswa (LKS). Beberapa pendidik ada yang
tidak dapat menggunakan komputer atau laptop sehingga tidak dapat membuat
media power point untuk mengajar. Oleh karena itu, pendidik dituntut mampu
menggunakan serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
media dalam proses pembelajaran. Pendidik profesional dapat diwujudkan salah
satunya dengan meningkatkan kualitas Technological Content Knowledge (TCK). Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana technological content
knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan di
MGMP Sejarah yang bertempat di SMAN 4 Jember. Teori technological content
knowledge yang digunakan yaitu teori Koehler dan Mishra (2006). Sampel yang
digunakan yaitu pendidik sejarah di Kabupaten Jember sebanyak 33 sampel.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik deskriptif untuk
memperoleh nilai mean (rata-rata), nilai ninimum, maksimum, dan standar
deviasi.
Berdasarkan hasil statistik deskriptif ditinjau dari komponen technological
content knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember yaitu, pengetahuan
penggunaan perangkat lunak memiliki skor tertinggi dengan nilai (M = 3.95, SD =
0.622, Max = 5.00, Min = 2.60) kategori baik, skor tertinggi kedua yaitu
pengetahuan teknologi dengan nilai (M = 3.78, SD = 0.619, Max = 5.00, Min =
2.60) termasuk kategori baik, penggunaan teknologi untuk evaluasi sumber daya
dengan nilai (M = 3.29, SD = 0.561, Max = 4.20, Min = 2.20), dan penggunaan
teknologi untuk presentasi memperoleh nilai (M = 2.75, SD = 0.573, Max = 3.80,
Min = 1.80) termasuk kategori cukup, serta penggunaan teknologi untuk
mengkomunikasikan informasi dengan nilai (M = 2.68, SD = 0.908, Max = 5.80,
Mix = 1.00) kategori cukup. Berdasarkan nilai keseluruhan statistik deskriptif
technological content knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember diperoleh
nilai (M = 3,29, SD = 0, 417, Max = 4.00, Min = 2.36). Technological content
knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember sebanyak 60,6% pada tingkat
baik, sebanyak 27,3% pada tingkat cukup dan 12,1% pada tingkat rendah,
sedangkan pada tingkat sangat rendah dan sangat baik sebanyak 0%.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat technological content
knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember berada pada tingkat baik.
Berdasarkan pada kesimpulan tersebut, saran yang diberikan oleh peneliti yaitu
pendidik harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi untuk
kegiatan belajar mengajar di kelas.