Keputusan Filipina Membuka Kembali Pangkalan Militer Amerika Serikat Melalui Perjanjian EDCA tahun 2014
Abstract
Filipina dan Amerika Serikat sudah menjalin hubungan sejak lama. Filipina bagi
Amerika Serikat merupakan sekutu yang penting dalam menjaga stabilitas kawasan
Asia Pasifik. Pasca kemerdekaan yang diberikan Amerika Serikat kepada Filipina pada
tahun 1946, kedua negara talah melakukan berbagai kerja sama di bidang militer. Salah
satunya adalah kerja sama sewa yang digunakan oleh militer Amerika Serikat sebagai
pangakalan militer mereka di kawasan Asia Pasifik. Pangkaalan tersebut adalah Subic
dan Clark. Filipina dalam kerja sama ini, mendapatkan keuntungan dengan mendapat
pelatihan militer dari pasukan Amerika Serikat selama kerja sama tersebut berlangsung
yaitu 99 tahun. Tahun 1991 perjanjian sewa lahan yang digunakan oleh Amerika Serikat
sebagai pangakalan militer mereka harus dihentikan oleh Pemerintah Filipina
dikarenakan hubungan kedua negara mengalami kerenggangan akibat pergantian
kepemimpina. Tahun 2014, tepatnya pada tanggal 28 April, Filipina menerima
perjanjian penguatan pertahanan militer dengan Amerika Serikat. Perjanjian Tersebut
diberi nama Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA). Dalam perjanjian
tersebut membahas tentang membawa kembali kehadiran pasukan Amerika Serikat di
Filipina dengan memberikan akses ke sejumlah pangkalan militer di Filipina salah
satunya milik Amerika Serikat dulu. Kembalinya Pasukan Amerika Serikat ke Filipina
dengan memberikan akses ke sejumlah pangkalan militer padahal dulunya telah ditutup
membuat penulis tertarik untuk meneliti alasan pemerintah Filipina membuat kebijakan
tersebut.