Hubungan Efikasi Diri Dengan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di Rumah Sakit Tingkat Iii Baladhika Husada Jember
Abstract
Operasi merupakan tindakan invasif dengan cara melukai bagian tubuh
kemudian diakhiri dengan penutupan luka. Operasi merupakan peristiwa yang
menegangkan karena dapat menyebabkan gangguan fisik yang berpengaruh pada
psikologis individu. Masalah psikologis yang sering dialami individu yang akan
menjalani operasi adalah kecemasan. Peran perawat pada fase pre operasi adalah
membantu memanajemen kecemasan, mengkaji kebutuhan fisik dan psikologis
termasuk didalamnya peningkatan efikasi diri. Efikasi diri memiliki peran penting
yang berkaitan dengan kecemasan pada pasien pre operasi, sebab berpengaruh
pada keyakinan dan motivasi pasien terkait perencanaan perilaku dan
pengambilan keputusan pada fase selanjutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan efikasi diri dengan
kecemasan pada pasien pre operasi di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada
Jember. Penelitian ini menggnakan desain penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan
non probability sampling dengan cara conseutive sampling. Sampel yang
diperoleh sebanyak 84 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner General Self Efficacy (GSE) untuk mengukur efikasi diri
dan kuesioner Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS) untuk
mengukur kecemasan pre operasi. Analisis data menggunakan uji statistik
spearman rank test dengan tingkat signifikan 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki
nilai median sebesar 33 dengan nilai minimal 26 dan nilai maksimal 39. Indikator
efikasi diri tertinggi yaitu generally dengan nilai rerata sebesar 3,34, nilai minimal
2,5 dan nilai maksimal 5. Sedangkan nilai rerata indikator efikasi diri terendah
yaitu magnitude sebesar 3,31 dengan nilai minimal 2,33 dan nilai maksimal 4. Nilai tengah kecemasan sebesar 14 dengan nilai minimal 9 dan nilai maksimal 30.
Indikator gejala kecemasan anastesi memiliki rerata tertinggi sebesar 2,53 dan
indikator terendah yakni gejala kecemasan operasi 2,46. Hasil uji statistik
menggunakan spearman rank test didapatkan hasil p value <0,001 sehingga dapat
diartikan bahwa terdapat korelasi antara efikasi diri dengan kecemasan. Nilai
korelasi spearman rank test sebesar -0,373 menunjukkan bahwa korelasi bersifat
negatif dengan keeratan hubungan rendah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
nilai efikasi diri maka semakin rendah kecemasan pasien pre operasi.
Efikasi diri merupakan faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada
pasien pre operasi. Kecemasan pada pasien pre operasi dikaitkan dengan efikasi
diri karena dipengaruhi oleh ketiga faktor yaitu magnitude, strenght dan
generally. Ketiga fakor tersebut mampu meningkatkan dan mempersiapkan
psikologis pasien sebelum operasi yang bertujuan untuk menghindarkan dari stres
sebelum operasi yang berdampak pada fase selanjutnya. Pasien pre operasi yang
memiliki efikasi diri yang tinggi akan mengakui kondisinya melalui keyakinannya
terhadap operasi dan memiliki perencanaan pasca operasi. Hal ini menunjukkan
bahwa efikasi diri merupakan aspek penting dalam mengontrol kecemasan pada
pasien pre operasi.
Kesimpulan dari penelitian ini yakni terdapat hubungan yang signifikan
antara efikasi diri dengan kecemasan pada pasien pre operasi di Rumah Sakit
Tingkat III Baladhika Husada Jember. Tenaga kesehatan khususnya perawat dapat
mengkaji secara holistik aspek psikologis pasien pre operasi salah satunya dengan
cara memberikan intervensi pengajaran perioperatif untuk meningkatkan efikasi
diri pasien, selain itu dengan intervensi Wack Wednesday dan healing touch untuk
mencegah atau mengontrol terjadinya kecemasan sehingga tidak berdampak
negatif pada fase intra dan pasca operasi
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]