Analisis Kelayakan Minyak Transformator Distribusi Akibat Pembebanan Dan Penuaan Menggunakan Metode Dga (Dissolved Gas Analysis) Dan Breakdown Voltage
Abstract
Dalam teknik tegangan tinggi, hal yang paling vital dalam sebuah peralatan adalah system isolasi. Apabila system isolasi buruk maka akan berdampar buruk juga pada system kerja peralatan tersebut. Di dalam trafo system isolasi dibentuk dari dua bagian penting, yaitu minyak transformator dan kertas selulosa. Ada empat fungsi utama minyak trafo, yaitu sebagai pelindung, insulator, pendingin, dan pelarut gas. Minyak sebagai pendingin adalah mengambil panas yang ditimbulkan sewaktu trafo berbeban lalu melepaskannya. Minyak sebagai pelindung adalah melindungi komponen–komponen dalam trafo dari korosi dan oksi-dasi. Dan minyak juga melarutkan gas-gas hasil dari proses pemburukan minyak dan isolasi kertas. Di dalam pengoperasiannya transformator minyak (oil immersed), menghasilkan senyawa–senyawa gas sebagai hasil dari proses penuaan dan dampak dari gangguan dan ketidaknormalan operasi trafo. Sangatlah penting untuk mendeteksi dan mengenali senyawa–senyawa gas tersebut sebagai dasar untuk mengetahui dampaknya terhadap operasi suatu Trafo. Salah satu metode indentifikasi kandungan gas adalah Dissolved Gas Analysis (DGA) merupakan metode konvensional yang populer untuk mengidentifikasi kandungan gas yang terlarut dalam minyak isolasi. Salah satu tes yang dilakukan untuk DGA adalah dengan tes kromatografi, dengan adanya tes kromatografi ini akan diperoleh jumlah kandungan gas yang terlarut dalam minyak transformator. Hasil tes kromatografi DGA di dapatkan berbagai macam gas yang terkandung pada minyak transformator seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), hidrogen (H2), etana (C2H6), metana (CH4), etilen (C2H4), dan asetilen (C2H2). Gas yang dihasilkan diukur dalam satuan ppm (part per million). Sedangkan pengujian DGA pada setiap minyak isolasi transformator hanya untuk mengetahui keadaan minyak isolasi pada setiap transformator, analisis hasil DGA yang dilakukan dalam pengujian hanya mempertimbangkan hasil Total Dissolved Combustible Gas (TDCG) Tanpa mempertimbangkan jenis dan konsentrasi gas-gas lain yang terkandung dalam minyak isolasi transformator seperti gas hidrogen, metana, etana, etilena, asetilena, karbon dioksida dan karbon monoksida. Senyawa gas yang dilihat dalam metode tersebut adalah senyawa gas yang berbahaya dan yang mudah terbakar, untuk itu dilihat total gas yang mudah terbakar dalam minyak tersebut untuk menentukan kualitas minyak. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis akan membuat suatu peneltian yang mana akan melihat kualitas minyak transformator yang sudah mengaami pembebanan yang berbeda-beda menggunakan metode DGA (Dissolved Gas Analysis) untuk melihat kandungan gas dan breakdown voltage umtuk mengetahui kekuatan dielektrik pada minyak transformator yang dijadikan bahan pengujian dalam penelitian. . Dari proses kerja transformator selalu menimbulkan temperature yang tinggi, dari suhu panas yang ditimbulakan dari pembebanan dan faktor yang lain akibat proses kerja transformator menimbulkan kandungan gas kimia yang menyebabkan minyak transformator mudah terbakar. Penelitian kali ini menggunakan metode DGA (Dissolved Gas Analysis) dan Breakdown Voltage. Analisis kualitas minyak pada metode DGA menggunakan interpretasi data TDCG, didapatkan nilai dari total gas yang mudah terbakar pada minyak jenis APAR tahun 2007 yaitu sebesar 1890.53 ppm, dari hasil TDCG tersebut adalah nilai yang paling baik daripada jenis APAR tahun 2016, tetapi masih masuk dalam golongan waspada dekomposisi isolasi.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]