Pengaruh Status Paparan Asap Rokok Pada Ibu Hamil Sebagai Perokok Pasif Terhadap Berat Badan Lahir di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember
Abstract
Di Indonesia, terdapat sekitar 65,6 juta wanita dan 43 juta anak terpapar
asap rokok sehingga berperan sebagai perokok pasif. Jika ibu hamil merupakan
seorang perokok pasif, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi
kehamilan, diantaranya adalah berat badan lahir rendah (Yasmeen dan Azim,
2011; Dinkes Bogor, 2011). Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan
mengingat BBLR merupakan prediktor utama angka kematian bayi, terutama pada
satu bulan awal kehidupan (Mahayana et al., 2015). Paparan asap rokok selama
kehamilan dapat memberi pengaruh buruk pada kondisi janin yang dikandungnya,
diantaranya yaitu menghambat tumbuh kembang janin (Reeves dan Bernstein,
2008). Asap rokok mengandung komponen yang berbahaya bagi ibu hamil, yaitu
nikotin, timbal, radikal bebas, dan karbon monoksida. Hal tersebut mendasari
penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh status paparan asap rokok
pada ibu hamil sebagai perokok pasif terhadap kejadian BBL di Puskesmas Arjasa
Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang dilakukan ialah analitik observasional dengan desain
case control study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil
melahirkan pada bulan November 2017-Oktober 2018 di Puskesmas Arjasa
Kabupaten Jember. Besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang
(menggunakan perangkat lunak G*Power) yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan peneliti dari buku KIA dan
pertanyaan langsung kepada responden. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik allocation random sampling. Penelitian ini akan dilakukan pada awal bulan Januari 2019. Pengumpulan data pengambilan
data primer dilakukan dengan wawancara kuesioner.
Karakteristik sampel penelitian dikelompokkan menjadi umur, pendidikan,
pekerjaan, dan riwayat GPA. Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun,
berpendidikan terakhir sekolah dasar (SD), bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT),
memiliki riwayat gravida >1 kali (multigravida), memiliki riwayat paritas 2-3, dan
belum pernah mengalami abortus.
Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menyatakan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara paparan asap rokok tabel 2x3 (p=0,031), paparan
asap rokok tabel 2x2 (p=0,030; OR=4) dan umur ibu hamil (p=0,033; OR= 5,2)
dengan berat badan lahir di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Sedangkan
hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara pekerjaan (p=0,422; OR=1,78), riwayat paritas
(0,784; OR=1,3), dan frekuensi ANC (p=1,000; OR=1,17) ibu saat hamil dengan
berat badan lahir di Puskesmas Arjasa Kabupaten. Hasil analisis multiple logistic
regression menunjukkan bahwa variabel umur merupakan variabel dominan yang
paling besar pengaruhnya terhadap risiko kejadian BBLR di Puskesmas Arjasa
Kabupaten Jember (p=0,038; OR=4,6).
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan ada hubungan yang bermakna
antara paparan asap rokok dengan berat badan lahir di Puskesmas Arjasa
Kabupaten Jember.
Saran dari penelitian ini untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian
dengan jumlah populasi yang lebih besar untuk menurunkan recall bias dan
melakukan penelitian yang lebih spesifik dengan menanyakan jenis rokok yang
dikonsumsi orang di sekitar responden. Bagi ibu hamil disarankan untuk melakukan
upaya pencegahan dini agar terhindar dari risiko melahirkan bayi BBLR. Bagi bidan
di Puskesmas Arjasa diharapkan dapat memberikan sosialisasi megenai bahaya asap
rokok pada ibu hamil setiap ada pelaksanaan posyandu atau saat memberikan
pelayanan ANC yang sasarannya adalah ibu hamil dan suami
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]