Perancangan Sistem Wireless Sensors Network dengan Optimasi Teknologi Antenna berbasis LoRaWAN (Long Range Wide Area Network)
Date
2019-03-25Author
Setiabudi, Dodi
Cahyadi, Widya
Satria, Alfredo Bayu
Eska, Andrita Ceriana
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu merancang antena helix mode
axial, antena patch meanderline DGS, melakukan fabrikasi kedua antena tersebut,
mengintegrasikan kedua antena ke repeater GSM dan yang terakhir merancang alat sistem
monitoring cuaca berbasis IoT. Tujuan utama dari penelitian ini adalah memperkuat sinyal di
daerah rural (Kabupaten Jember) sehingga dapat digunakan untuk jaringan internet yang
digunakan untuk monitoring cuaca berbasis IoT. Untuk tujuan kedua mengetahui dampak
sinyal dari obstacle serta tanpa obstacle di daerah urban.
Pada penelitian ini menggunakan antena helix mode axial dengan dimensi diameter
53mm, panjang 351.6mm diameter ground plane 156.59 mm memiliki karakteristik standar
kelayakan antena yang telah diuji di laboratorium antena dan propagasi PENS Surabaya yaitu
VSWR 1.88, return loss -11.9 dB, gain 13.4 dBi, pola radiasi direksional, sedangkan antena
patch meanderline DGS memiliki dimensi substrat 39mm x 105mm, patch 29.76mm x
85.69mm, dimensi pencatu 25.15mm x 3.155mm dengan karakteristik standar kelayakan
antena yang telah diuji di laboratorium antena dan propagasi PENS Surabaya juga yaitu
VSWR 1.13, return loss -24.5 dB, gain -6.4 dBi, pola radiasi omnidireksional.
Pengujian menggunakan repeater GSM yang telah terintegrasi kedua antena tersebut
dilakukan pada dua daerah yaitu daerah rural dan daerah urban. Dari hasil pengujian di
daerah terbukti bahwa sebelum ada repeater GSM memiliki nilai sinyal RSSI rata-rata -87.93
dBm dalam jaringan EDGE, kemudian ketika menggunakan repeater GSM naik, nilai sinyal
RSSI rata-ratanya -89.93 dBm dalam jaringan HSPA+ sehingga dapat digunakan untuk
monitoring cuaca di daerah rural berbasis IoT. Kemudian pada pengujian di daerah urban
terbukti bahwa obstacle dapat mempengaruhi kekuatan sinyal RSSI berikut data hasilnya
ketika pengujian menggunakan obstacle gedung dengan jarak 450m dari BTS, nilai rata-rata
RSSI sebesar -76.73 dBm dalam jaringan HSPA+ (sinyal sedang) kemudian ketika pengujian
di gedung dengan jarak 1824m dari BTS, nilai rata-rata RSSI sebesar -65.2 dBm dalam
jaringan HSPA+ (sinyal kuat) sehingga obstacle gedung memiliki pelemahan sebesar -11.53
dBm.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pengujian di daerah rural Kabupaten Jember
memiliki peningkatan yang sebelumnya jaringan internet EDGE menjadi jaringan intenet HSPA+, lalu pada pengujian daerah urban Kabupaten Jember obstacle mempengaruhi
pelemahan sinyal dari repeater GSM sebesar -11.53 dBm walaupun jarak repeater GSM ke BTS dengan obstacle lebih dekat daripada tanpa obstacle.
Collections
- LSP-The Research [166]