Pengembangan Sensor Berbasis Kertas (Paper Microzone Plates) Untuk Penentuan Antioksidan Menggunakan Metode Cuprac Pada Sediaan Herbal
Abstract
Peningkatan konsumsi antioksidan alami dalam buah, sayur dan bagianbagian
lain
dari
tumbuhan
terbukti
dapat
menghindari
penyakit
degeneratif.
Saat
ini
penggunaan
antioksidan sintetik mulai dibatasi karena dapat bersifat racun dan
karsinogenik. Sebagai upaya dalam pencarian senyawa antioksidan alami, maka perlu
dilakukan pengujian aktivitas antioksidan yang cepat, mudah penggunaannya serta
harga terjangkau. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan cara
fabrikasi sensor kimia berbasis kertas dengan metode CUPRAC, menentukan kondisi
optimal, menentukan karakteristik analisis serta membandingakn metode sensor
CUPRAC dengan metode spektrofotometer.
Dalam penelitian ini, reagen CUPRAC dalam kertas digunakan sebagai sensor
untuk mendeteksi aktivitas antioksidan dalam sampel sediaan herbal. Fabrikasi sensor
CUPRAC dilakukan dengan mengimobilisasi reagen TNK pada kertas. Adapun
volume reagen TNK yang digunakan sebanyak 3µl. Optimasi reagen TNK bertujuan
untuk mengetahui jumlah volume dan konsentrasi optimum reagen yang mampu
membentuk sensor CUPRAC. Kondisi optimum yang digunakan dalam mendeteksi
aktivitas antioksidan adalah konsentrasi CuCl2, Nc, dan NH4Ac berturut-turut adalah
1 M; 0,0075 M; dan 10 M.
Karakteristik sensor CUPRAC untuk menganalisis aktivitas antioksidan
dalam penelitian ini meliputi waktu respon sensor 18-22 menit, daerah kerja sensor
berada pada rentang 2-10 mM dengan nilai koefien korelasi (r) adalah 0,998 dan nilai
Vx0 2,688%. Nilai batas deteksi (LOD) sebesar 1,393 mM dan batas kuantitasi
(LOQ) sensor antioksidan sebesar 3,091 mM. Presisi sensor terhadap sampel ekstrak
etanol kunyit 2% yang dilakukan dengan tiga hari berbeda yaitu 0,646%; 1,671%;
dan 1,932% memenuhi persyaratan parameter presisi, dimana nilai RSD-nya <2,7%.
Sensor juga memenuhi parameter antioksidan dengan nilai %recovery didapatkan
99,514%. Deteksi aktivitas antioksidan tidak terganggu dengan adanya sukrosa dan
amilum sampai dengan perbandingan 1:1 (b/b). Serta, sensor antioksidan stabil dalam
penyimpanan pada suhu 25
0
C selama 90 menit dan pada suhu 4
0
C selama 5 hari.
Hasil analisis aktivitas antioksidan yang dilakukan pengujian dengan sensor
CUPRAC dan spektrofotometer dilakukan uji t berpasangan. Hasil nilai signifikansi dari sampel ekstrak etanol rimpang kunyit, ekstrak air teh hitam, ekstrak etanol daun
jambu merah, ekstrak etanol daun jambu putih,dan ekstrak air teh hijau, masingmasing
sebesar 0,063; 0,077; 0,078; 0,089 dan 0,866. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua metode yaitu sensor CUPRAC dan
spektrofotometer karena nilai signifikansi ≥ α (α = 0.05). Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]