Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Pada Tn.S dan Ny.S dengan Masalah Keperawatan Kerusakan Integritas Jaringan Di ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
Penyakit Diabetes Mellitus atau kencing manis telah menjadi masalah
kesehatan dunia (Krisnatuti, 2014). Hasil penelitian menyatakan bahwa penderita
diabetes melitus mempunyai resiko 15% mengalami luka kaki diabetik pada masa
hidupnya dan resiko terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70% (Hidayat
& Nurhayati, 2014). Prevalensi penderita DM diduga akan terus meningkat.
International Diabetes Federation (IDF) menyatakan terdapat 382 juta orang
mengalami diabetes di dunia pada tahun 2013. Menurut studi pendahuluan yang
dilakukan oleh Sandria (2015) jumlah penderita diabetes di ruang Melati RSUD
dr.Haryoto Lumajang yaitu sebanyak 203 orang, sedangkan penderita diabetes yang
disertai dengan komplikasi gangrene sejumlah 53 orang.
Metode yang di gunakan pada penyusunan tugas akhir ini adalah metode
laporan kasus. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan
keperawatan pada Tn.S dan Ny.S dengan masalah keperawatan kerusakan integritas
jaringan di ruang Melati RSUD dr.Haryoto Lumajang Tahun 2018. Pengumpulan
data dilakukan terhadap dua orang pasien Diabetes Mellitus yang memenuhi
kriteria partisipan, dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan
studi dokumentasi.
Hasil laporan tugas akhir asuhan keperawatan pada klien diabetes mellitus
dengan masalah kerusakan integritas jaringan dengan dua klien yang berbeda
derajat ulkus, dan berbeda jenis kelamin, serta hasil yang didapatkan dari intervensi
yang dilakukan berbeda.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa dari kriteria hasil yang
ditetapkan penulis pada kedua klien tidak semua kriteria hasil dapat tercapai.
Diharapkan penulis selanjutnya mampu mengidentifikasi dengan baik dan
cermat masalah dan keluhan pasien dengan masalah keperawatan kerusakan
integritas jaringan pada klien diabetes mellitus, sehingga pengaplikasian asuhan
keperawatan dapat dilakukan secara maksimal serta dapat melakukan kolaborasi
dengan tim dari petugas kesehatan yang lain.