ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. S DAN NY. S YANG MENGALAMI TUBERKULOSIS PARU DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROGOTRUNAN LUMAJANG TAHUN 2018
Abstract
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang sering mengenai
parenkim paru karena kuman Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 2015
ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 330.910 kasus, meningkat bila
dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 yang
sebesar 324.539 kasus. TB paru dimulai dari masuknya kuman M.tuberculosae
yang membuat iritasi pada bronkus yang menimbulkan manifestasi berupa batuk.
Biasanya batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar.
Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk
baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru. Sifat batuk dimulai
dari batuk kering kemudian timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan
sputum) akibat dari sekresi sputum yang berlebih. Sputum dapat menyebabkan
obstruksi saluran pernafasan dan sumbatan saluran pernafasan keadaan ini dapat
memunculkan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Jika
peradangan yang membuat batuk menjadi produktif tidak ditangani keadaan yang
lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Gejala lain yang akan muncul yaitu malaise, anoreksia, penurunan berat badan,
demam, berkeringat dimalam hari, nyeri dada, sesak dan jika tidak ditangani akan
menyebabkan penyebaran dan kematian pada penderita.
Metode penulisan yang digunakan pada laporan kasus dengan judul
asuhan keperawatan keluarga dengan TB paru dengan masalah keperawatan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas ini dengan 3 teknik yaitu teknik survei
dengan maksud memahami pendapat dan sikap keluarga pasien dengan maksud
mendapat kelengkapan informasi, teknik observasi dilakukan dengan tujuan
memahami masalah secara detail, teknik interview digunakan untuk menggali
secara lengkap dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan, dan
teknikdokumentasi yaitu melihat hasil pemeriksaan yang mendiagnosa pasien
dengan TB paru serta memantau minum obat pada lembar pengambilan obat.
Intervensi pasien TB dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya secret, kelemahan, upaya batuk
buruk, edema trakeal, yaitu dengan mengkaji fungsi pernafasan, kecepatan, irama,
dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris,catat kemampuan untuk
mengeluarkan mukosa/batuk efektif, beri posisi semi/fowler, bersihkan secret dari
mulut dan trakea, pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari,
kolaborasi pemberian oksigen dan onbat-obatan sesuai dengan indikasi.
Evaluasi keperawatan selama 5 kali kunjungan ke rumah pasien 1 dan 2
yang dilakukan melalui implementasi keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas. Ada beberapa intervensi yang tidak dapat dilakukan pada pasien 1 dan
pasien 2 yaitu membuang sputum yang benar dan membuka jendela. Serta mampu
menyelesaikan 8 batasan karakteristik ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu
perubahan irama dan frekuensi pernafasan, sianosis, kesulitan berbicara,
penurunan suara nafas, sputum berlebih, ortopnea, gelisah, mata terbelalak.
Bagi penulis selanjutnya diharapkan mampu melakukan pengkajian agar
mampu menentukan diagnosa keperawatan yang mempengaruhi intervensi dan
implementasi keperawatan yang dilakukan agar intervensi terstruktur. Saat
melakukan implementasi keperawatan pasien tidak kooperatif seharusnya peneliti
selanjutnya melakukan BHSP secara berulang agar pasien serta keluarga lebih
patuh.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]