Referensi Persona Dalam Teks Cerita Fantasi Karya Siswa Kelas VII C Smp Negeri 9 Jember
Abstract
Menulis merupakan kegiatan menyusun serta merangkai kalimat sedemikian rupa agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran tersebut dapat disampaikan dengan baik (Ningsih, dkk. 2007:121). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam pembelajaran di sekolah, salah satunya pembelajaran bahasa di tingkat SMP. Sebagai pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat kelas VII SMP, keterampilan menulis diajarkan dalam bentuk teks cerita fantasi.
Sebuah karangan teks cerita fantasi sering menunggunakan perujukan kata ganti diri untuk menggantikan seseorang atau yang diorangkan dalam sebuah cerita. Materi tentang penggunaan referensi persona juga dijelaskan dalam materi unsur intrinsik sebuah cerita yaitu sudut pandang dan juga dalam materi penokohan teks cerita fantasi. Maka dari itu, penggunaan referensi persona dirasa cukup penting dalam membuat keutuhan cerita menjadi alur yang baik dan runtut.
Penelitian ini membahas tentang (1) Bentuk referensi persona dalam teks cerita fantasi siswa kelas VII C SMP Negeri 9 Jember, (2) fungsi referensi persona dalam teks cerita fantasi siswa kelas VII C SMP Negeri 9 Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bentuk dan fungsi referensi persona dalam teks cerita fantasi siswa kelas VII C SMP Negeri 9 Jember.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskripstif. Data penelitian ini berupa satuan-satuan bahasa yang mengindikasikan adanya referensi persona dalam karangan teks cerita fantasi karya siswa kelas VII C SMP Negeri 9 Jember, sedangkan sumber data pada penelitian ini adalah karangan teks cerita fantasi karya siswa kelas VII C SMP Negeri 9 Jember. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.
Bersadarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bentuk referensi persona yang terdapat pada karangan teks cerita fantasi siswa kelas VII C SMP Negeri 9 Jember terdiri dari pronomina, artikula, kata ganti tak tentu, kata ganti nama diri dan kata ganti perkerabatan. Berikut pemaparannya, pertama adalah pronomina yang terdiri atas 3 bentuk pronomina yaitu pronomina pertama, pronomina kedua, dan pronomina ketiga. Ketiga pronomina tersebut terdiri atas bentuk jamak dan tunggal. Kedua, artikula atau kata sandang yang digunakan untuk mendampingi nomina. Dalam karangan cerita fantasi siswa kelas VII C SMP Negeri 9 Jember, Artikula atau kata sandang terdiri atas dua bentuk yaitu artikula bentuk tunggal dan artikula bentuk jamak atau yang menyatakan kelompok. Ketiga, kata ganti tak tentu digunakan untuk menggantikan kata ganti diri yang menunjukan nomina yang tidak jelas atau tidak tentu. Dalam karangan siswa kelas VII C SMP Negeri 9 Jember, kata ganti tak tak tentu digunakan sebagai penunjukan kata ganti diri pada tokoh yang tidak disebutkan namanya. Keempat, kata ganti nama diri merupakan penunjukan identitas atau pengenal diri pelaku. Kelima, nama perkerabatan digunakan untuk menyatakan kekerabatan (di dalam keluarga), sopan santun dan hormat (terhadap orang di luar keluarga), dan menampilkan suasana formal (dalam pembicaraan dinas).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diberikan saran kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai calon guru Bahasa Indonesia hendaknya mengadakan diskusi dari penelitian ini mengenai referensi persona. Bagi guru Bahasa Indonesia pada umumnya dan khususnya guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Jember sebaiknya meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai referensi persona.