Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Tour Guide Di Desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan tour guide berangkat dari
program pemerintah yakni pengelolaan desa wisata Kawah Ijen, Kalibendo, dll.
Wisata-wisata tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan asing. Pemerintahan
Desa Tamansari mulai merintis pelatihan tour guide denganmemanfaatkan
peluang tersebut,.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
penyelenggaraan Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan tour guide di Desa
Tamansari Kecamatan Licin Kaupaten Banyuwangi? Sedangkan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan tour guidedi Desa Tamansari.Adapun manfaat daripenelitianini, untuk
menambah ilmu pengetahuan, sebagai masukan dan praktik dalam
mengembangkan program pelatihan masyarakat berbasis desa wisata.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.Penentuan
daerah penelitian ini menggunakan metode purposive area.Teknik penentuan
informan dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Sumber
data yang di dapat dari informan kunci dan informan pendukung pada pealtihan
tour guide.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dokumentasi. Agar kepercayaan terhadap data menjadi
tinggi digunakan beberapa teknik Pemeriksaan Keabsahan data, yakni
perpanjangan penelitian, peningkatan ketekunan, dan triangulasi. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik ,triangulasi waktu dan
triangulasi sumber. Analisa data dilakukan dengan menggunakan pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan pemeriksaan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian pada pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan
tourguideditemukan adanya pemenuhan sarana prasarana meliputi aula, meja,
kursi, viewer, proyektor, wfi, buku saku, kamus, dan alat tulis.Pada pelatihan
guide, pendampingan diwujudkan dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 5
peserta dengan 1 pendamping. Tugas pendamping yakni mengulang kembali
materi yang tidak dipahami atau yang tidak diingat oleh peserta. Pendamping juga
memberikan fasilitas berupa pertemuan dengan wisatawan asing agar peserta
dapat memiliki rasa percaya diri. Himpunan Pramuwisata Khusus Kawah Ijen (HPKWI) merupakan perkumpulan guide untuk menaungi kegiatan
kepariwisataan para guide. Dengan adanya paguyubanHPKWI, guide lokal
memiliki nilai tawar lebih dibandingkan sebelumnya. Agen travel yang
berkunjung ke wisata Kawah Ijen dan pemilik homestay, diwajibkan untuk
menggunakan jasa guide lokal.
Perencanaan pelatihan guide melibatkan pihak Desa Tamansari dan pihak
Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) serta dilatarbelakangi oleh
permasalahan Desa Tamansari yakni pengangguran dan kebutuhan pariwisata.
Perencanaan meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, tempat, waktu, sarana
prasarana, media pembelajaran, metode, pendanaan, dan fasilitator. Pelaksanaan
pelatihan ditunjang dengan proses pendampingan. Peserta lebih mudah menguasai
bahasa inggris dengan metode percakapan daripada menghafal kata perkata
menggunakan kamus. Adapun evaluasi dalam pelatihan guide meliputi
keterlambatan waktu yang diakibatkan oleh keterlambatan peserta dan perlunya
waktu tambahan untuk peserta lebih memahami dan menguasai materi bahasa
inggris.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan guide memberikan daya berupa ilmu bahasa inggris, ilmu
kepariwisataan, etika guide dan teknologi informasi. Pendukung berupa sarana
prasarana dan penggunaan metode pendampingan sangat mendukung keberhasilan
pelatihan. Pelatihan guide dinilai berhasil karena telah melahirkan beberapa
guide/pamong wisata yang telah tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Khusus
Kawah Ijen (HPKWI).Saran untuk pemerintah Desa Tamansari agar melakukan
pemberdayaan masyarakat di semua lini secara terus menerus.