Kandungan Asam Lemak Tidak Jenuh Omega 3 Pada Tempe Kedelai Dengan Penambahan Tepung Ikan Kembung (Rastrelliger Kanagurta)
Abstract
Tempe penambahan tepung ikan Kembung merupakan salah satu hasil
produk diversifikasi olahan perikanan yang bertujuan untuk meningkat kandungan
asam lemak tidak jenuh pada produk tersebut. Sehingga perlu dilakukan analisis
asam lemak tidak jenuh yang meliputi Omega 3, Omega 6 dan Omega 9.
Identifikasi asam lemak tidak jenuh dilaksanakan di Lab. Kimia Organik UGM.
Analisis data yang digunakan adalah diskriptif, untuk mendiskripsikan jenis asam
lemak tidak jenuh yang terkandung dalam tempe dengan penambahan tepung
ikan kembung 4,5%, dibandingkan dengan tempe kedelai (kontrol I) dan tempe
dengan penambahan tepung ikan Kembung 4,5% tanpa fermentasi (kontrol II).
Metode penelitian meliputi, pembuatan tepung ikan kembung, pembuatan
tempe kedelai, dan tempe dengan penambahan tepung ikan Kembung 4,5% yang
difermentasi selama 36 jam, menggunakan ragi RAPRIMA. Setelah tempe jadi,
dikeringkan dan dihaluskan, kemudian dilakuakan proses ekstraksi lemak untuk
memisahkan kandungan asam lemak dan gliserol. Asam lemak sebesar 0,03
dibawa ke Lab. Kimia Organik UGM untuk ditransmetilestrifikasi. Kemudia di
analisis asam lemak tidak jenuh menggunakan Gas Chromatography and mass
spectrometri (GCMS) dengan diinjeksikan sebesar 0,5 ul. Profil dan kandungan
asam lemak tidak jenuh dapat teridentifikasi melalui GCMS.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
identifikasi asam lemak tidak jenuh tempe dalam penelitian ini, terdapat 3 jenis
yaitu: 9-Octadecenoic acid (Omega 9), 11-Octadecenoic acid (omega 9) dan 9,12-
Otadecadecenoic acid (Omega 6). Kandungan asam lemak tidak jenuh pada
tempe dengan penambahan tepung ikan Kembung 4,5% terdeteksi Omega 6 dan
Omega 9, sehingga cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan kontrol, untuk
memenuhi kebutuhan lemak tak jenuh.