ManajemenRisiko K3 Pemasangan Pipa Petragas Dengan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) (Studi Kasus: Area Bojonegoro km 112 – 126 Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro)
Abstract
Setiap lingkungan kerja pekerjaan konstruksi tidak terlepas dari sumbersumber
bahaya baik yang ditimbulkan oleh manusia, lingkungan maupun yang
ditimbulkan oleh alat. Sehingga setiap pekerjaaan konstruksi di haruskan untuk
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk
meminimalisir resiko yang dapat mengkibatkan gangguan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Pekerjaan pemasangan saluran pipa Petragas Gresik-Semarang area
Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro dimulai dari tahapan mobilisasi pipa
ke lapangan proyek hingga penimbunan pipa. Pekerjaan pemasangan pipa gas
mempunyai banyak resiko kecelakaan kerja terutama pada pekerja konstruksi di
lapangan terhadap alat yang digunakan, manusia, dan metode pelaksanaannya.
Tahapan dari peneltian ini adalah dengan mengidentifikasi risiko, memberi
penilaian terhadap risiko tersebut, menghitung biaya yang ditimbulkan akibat
risiko yang paling dominan dan memberikan pengendalian terhadap risiko yang
terjadi. Hasil dari identifikasi didapatkan 40 variabel dai 14 pekerjaan yang tejadi
pada proyek pekerjaan pemasangan pipa gas. Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan 4 variabel risiko yang paling dominan yang berdampak pada biaya
proyek pemasangan pipa Petragas area Bojonegoro. Risiko tersebut meliputi
hujan, Lahan yang tidak teridentifikasi dengan baik mengakibatkan protes dari
masyarakat, Risiko keterlambatan pengiriman material atau peralatan proyek dan
banjir. Pengendalian risiko dari faktor risiko dominan yaitu untuk risiko “hujan”
maka dilakukam Penyesuaian jadwal pekerjaan dengan musim. “Risiko lahan
yang tidak teridentifikasi dengan baik mengakibatkan protes masyarakat” maka
penanganan risiko tersebut dengan melakukan sosialisasi kepada tokoh
masyarakat mengenai pelaksanaan proyek sehingga tidak terjadi demo
berkepanjangan yang dapat menghentikan kinerja proyek. “Risiko keterlambatan
pengiriman material dan peralatan proyek” maka penanganan risikonya dengan
selalu melakukan koordinasi dengan semua pihak dan menjaga komunikasi yang
baik. Untuk risiko “Banjir” penangannya dengan menghentikan sementara semua
pekerjaan apabila terjadi hujan dan banjir.
Estimasi biaya dari risiko yang paling dominan yaitu risiko keterlambatan
pengiriman material dan peralatan proyek alat gali excavator tidak segera
didatangkan akan menimbulkan kerugian jika mendatangkan pekerja untuk
pekerjaan galian tanah. Selisih biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 11.450.000,-
(sebelas juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) per hari. Apabila risiko tersebut
tidak dicegah atau diminimalkan maka akan menyebabkan kerugian biaya yang
cukup besar dan merugikan kontraktor pelaksana.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]