Studi Tentang Faktor-Faktor Sosiodemografi Dan Pilihan Pengobatan Pada Penyakit Diare Di Masyarakat Suku Tengger Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan
Abstract
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena
masyarakatnya terdiri atas kelompok-kelompok dengan ciri khas budaya dan
tradisi yang berbeda pada setiap suku bangsa. Selain itu juga terdapat perbedaan
tentang cara pengobatan pada setiap suku. Sumber pengobatan mencakup tiga
sektor yang saling terkait yaitu pengobatan rumah tangga/pengobatan sendiri,
pengobatan medis/modern, dan pengobatan tradisional. Suku Tengger merupakan
salah satu suku yang masih menjaga budaya dan tradisinya. Suku Tengger
memiliki tumbuhan yang dapat digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit
termasuk diare. Kecamatan Tosari merupakan salah satu kecamatan yang
termasuk dalam kawasan Suku Tengger. Merurut data epidemiologi Puskesmas
Kecamatan Tosari 2013-2016, diare masih berada pada 20 besar penyakit yang
terbanyak di masyarakat Kecamatan Tosari. Belum pernah dilakukan penelitian
tentang pemilihan obat dan pengobatan yang digunakan oleh masyarakat Suku
Tengger untuk mengobati suatu penyakit khususnya pada penyakit diare, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui prevalensi penggunaan pengobatan yang banyak digunakan
untuk mengobati penyakit diare dan mengetahui faktor-faktor sosiodemografi
yang mempengaruhi pemilihan pengobatan untuk penyakit diare di masyarakat
Suku Tengger.
Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan
deskriptif dan cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di kawasan Suku
Tengger di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang terdiri dari
8 desa (Kandangan, Mororejo, Ngadiwono, Podokoyo, Wonokitri, Tosari,
Baledono, dan Sedaeng) pada bulan Oktober - Desember 2017. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 377 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non probability sampling yaitu menggunakan convenience
sampling. Uji validitas pada penelitian ini yaitu content validity dan face validity.
Analisis deskriptif akan dilakukan untuk semua variabel pada penelitian ini yang
meliputi usia, jenis kelamin, jarak desa ke puskesmas, pendidikan dan pekerjaan yang dihubungkan dengan pemilihan pengobatan. Kemudian diuji secara statistik
dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan penelitian, sebanyak 196 (52%) responden memilih
pengobatan modern dengan mayoritas responden berusia 20-44 tahun (57%,
n=215) dan beragama Hindu (65,8%, n=248). Responden terbanyak adalah
reponden perempuan (54,6%, n=206) dengan jarak antara rumah ke Puskesmas
terbanyak yaitu 3-5 km (63,1%, n=238) responden. Hasil penelitian ini juga
menyatakan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu tamat SMP
(33,2%, n=125) dan pekerjaan responden terbanyak yaitu sebagai petani (47,2%,
n=128) responden. Berdasarkan analisis pengaruh faktor-faktor sosiodemografi
terhadap pemilihan pengobatan, didapatkan hasil nilai p untuk semua variabel
yaitu usia, agama, jenis kelamin, jarak, pendidikan dan pekerjaan responden yaitu
p<0,05. Penelitian yang telah dilakukan juga menunjukkan, sebanyak 242 (64,3%)
responden memilih pengobatan disatu sarana dan 131 responden memilih lebih
dari satu sarana dengan presentase sebesar 34,7%. Sebanyak 347 (92%) responden
pernah mendengar istilah oralit dan sebanyak 327 (86,7%) responden
menggunakan oralit untuk pengobatan diarenya. Obat antidiare yang digunakan
oleh masyarakat Suku Tengger sangat bervariasi, didominasi tablet/sirup yang
tidak diketahui, tablet/sirup bukan antibiotika dan antimotilitas dan suntik yang
tidak diketahui dan terdapat pula obat tradisional. Obat tradisional yang paling
banyak digunakan responden adalah garam dengan presentase sebesar 48,9%.
Paling banyak selanjutnya adalah teh pahit (28,9%) dan jambu wer (11,1%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi
penggunaan pengobatan pada penyakit diare di masyarakat Suku Tengger adalah
pengobatan modern dengan presentase sebesar 52%, pengobatan tradisional
15,9% dan pengobatan kombinasi sebesar 32,1%. Faktor-faktor sosiodemografi
usia, agama, jenis kelamin, jarak, pendidikan dan pekerjaan responden
berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan penyakit diare.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]