Eksistensi Kesenian Jaran Bodhag Di Kota Probolinggo Tahun 2004-2017
Abstract
Latar belakang pemilihan masalah penelitian ini yaitu kesenian Jaran
bodhag merupakan kesenian yang menarik serta memiliki ciri khas sendiri
dibanding kesenian Jaranan pada umumnya. Keunikan yang dimiliki
kesenian Jaran Bodhag yakni penggunaan kuda tiruan yang menyerupai
kuda asli. Selain itu kesenian ini merupakan kesenian ikon Kota
Probolinggo yang mencerminkan budaya Pandhalungan daerah
Probolinggo. Kesenian Jaran Bodhag telah mendapat pengakuan dari
menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2004 sebagai Warisan
Budaya Takbenda Indonesia sehingga berbagai upaya dilakukan untuk
menjaga eksistensinya.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana
latar belakang diciptakannya kesenian Jaran Bodhag?; (2) bagaimana
eksistensi kesenian Jaran Bodhag tahun 2004-2017 di Kota Probolinggo?;
(3) bagaimana upaya seniman, masyarakat, serta pemerintah untuk
mempertahankan eksistensi Kesenian Jaran Bodhag di Kota Probolinggo?.
sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk
mendeskripsikan bagaimana latar belakang diciptakannya kesenian Jaran
Bodhag?; (2) Untuk menganalisis bagaimana eksistensi serta pekembangan
kesenian Jaran Bodhag tahun 2004-2017 di Kota Probolinggo?; (3) Untuk
menganalisis bagaimana upaya seniman, masyarakat, serta pemerintah
mempertahankan eksistensi Kesenian Jaran Bodhag di Kota Probolinggo?.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang
langkahnya adalah heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah antropologi budaya
dengan teori Fungsionalisme oleh Malinowski yang menyatakan bahwa suatu kebudayaan bagaikan sebuah organisme yang saling behubungan
untuk mempertahankan kehidupannya
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesenian Jaran Bodhag
merupakan kesenian yang lahir ditengah masyarakat pandhalungan. Jaran
Bodhag diciptakan oleh masyarakat madura yang kala itu didatangkan ke
Pulau Jawa untuk dijadikan pekerja di Pabrik Gula milik pemerintah
kolonial Belanda yang ada di Probolinggo. Terciptanya jaran bodhag ini
dikarenakan para pekerja tidak mampu menyewa Jaran Kencak sebagai
hiburan dalam hajatan, oleh sebab itu diciptakan kesenian tiruan yang mirip
dengan kesenian Jaran Kencak.
kesenian yang awalnya identik dengan kesenian masyarakat kelas
bawah lambat laun mengalami perubahan menjadi kesenian milik semua
kalangan, utamanya sebagai kesenian kebanggan masyarakat Kota
Probolinggo serta telah diakui sebagai Situs Warisan Budaya Takbenda.
Perkembangan tersebut tidak terlepas dari upaya seniman, masyarakat serta
pemerintah untuk terus berupaya melestarikan kesenian tradisional khas
Kota Probolinggo. Perkembangan tersebut meliputi berbagai aspek
diantaranya pemain, kostum, serta instrumen alat musik yang digunakan
dalam pertunjukan.
Saran yang dapat diberikan mengenai keseimpulan tersebut adalah (1)
Bagi penulis, kiranya penilitian ini dapat dijadikan bahan dalam
mengadakan penelitian lanjutan dan lebih memperdalam tentang sejarah
kebudayaan di Indonesia; (2) Bagi seniman, seniman kesenian Jaran
Bodhag tetap berusaha melestarikan kesenian tradisional dengan merubah
menjadi lebih menarik tanpa mengurangi ciri khas; (3) Bagi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Sejarah, hendaknya memperhatikan sejarah
kebudayaan lokal untuk menambah wawasan sebagai penunjang pengajaran
sejarah, khususnya dalam mengembangkan budaya lokal bagi generasi
bangsa; (4) Bagi masyarakat, hendaknya lebih mencintai kesenian
tradisional lokal; (5) Bagi pemerintah, upaya pelestarian kesenian Jaran
Bodhag lebih ditingkatkan dan diharapkan mampu kesenian lokal lainnya.