Hubungan Antara Kerusakan Jalan Dan Biaya Operasional Kendaraan Pada Jalan Kolektor Perkotaan Jember
Abstract
Kondisi jalan yang rusak akan berdampak pada kecepatan kendaraan yang
melintasinya. Kecepatan akan semakin menurun pada jalan yang kondisinya
semakin buruk. (Kusdiantoro, 2014). Apabila kondisi jalan yang mengalami
kerusakan tersebut tidak segera dilakukan perbaikan maka biaya yang dikeluarkan
akan lebih besar, semakin lama kerusakan jalan tersebut dibiarkan maka semakin
besar pula biaya operasional kendaraan.(Damayanti, 2004). Dengan hubungan
antara kondisi kerusakan jalan terhadap kecepatan dan kondisi kerusakan jalan
terhadap Biaya Operasional Kendaraan (BOK) maka kecepatan berbanding
terbalik dengan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) yang dimana kecepatan
yang semakin menurun akan mengakibatkan Biaya Operasional Kendaraan
(BOK) akan semakin besar
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) adalah biaya total yang dibutuhkan
untuk beroperasinya suatu kendaran pada kondisi lalu lintas dan jalan untuk satu
jenis kendaraan per kilometer jarak tempuh (Rp/km). Biaya Operasional
Kendaraan (BOK) ini dihitung dengan menggunakan metode Pacific Consultant
International (PCI). Perhitungan metode PCI ini berdasarkan kecepatan tempuh
bergerak yang melewati ruas jalan yang ditinjau. (Arafat, 2014). Perhitungan
komponen BOK metode PCI masih dalam satuan per 1000 km sehingga untuk
mendapatkan nilai satuan per km diperlukan jarak dari yang dialui, untuk
kecepatan (running speed) dalam km/jam. (Burhamtoro, 2016).
Perhitungan dilakukan pada dua kondisi yaitu pada kondisi jalan di tahun
2016 dan pada kondisi jalan di tahun 2018 kemudian dilakukan perbandingan
BOK dari keduanya. Penelitian ini dilakukan pada 6 ruas jalan kolektor di Jember
( Jalan Dr Soebandi, Jalan Sarangan, Jalan Tapaksiring, Jalan Cempaka, Jalan Yos
Sudarso, Jalan Wolter Monginsidi) yang diperbaiki pada tahun 2013-2015.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]