Keputusan Nepal Menjadikan Cina Sebagai Investor Energi Utama Menggantikan India
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor atau
alasan yang melatarbelakangi Pemerintah Nepal menjadikan negara Cina sebagai
investor dibidang energi utamanya menggantikan negara India yang sebelumnya
merupakan investor terbesar bagi Nepal selama bertahun-tahun. Sumber energi
sangat penting bagi kelangsungan hidup negara terutama bagi negara-negara
berkembang seperti Nepal untuk meningkatkan pembangunan dan kualitas
negaranya. Dalam kasus ini, diketahui bahwa India merupakan kerabat dekat Nepal.
Kedekatan India dengan Nepal diyakini karena adanya ikatan secara tradisional,
religi, dan sosial budayanya, yang menjadi nilai-nilai dasar untuk mempererat
hubungan secara diplomatik. Hubungan keduanya dianggap sebagai hubungan yang
unik karena warganya dengan bebas melakukan perjalanan lintas negara tanpa harus
memiliki passpor atau visa untuk melakukan migrasi, perdagangan, maupun
berpindah kewarganegaraan. Meskipun tidak hanya menjalin hubungan dengan satu
negara, Nepal secara konsisten mengimpor komoditas dan melakukan pinjaman
finansial dalam jumlah besar terhadap India, bahkan, India merupakan pemasok
minyak tetap Nepal selama bertahun-tahun.
Meskipun Nepal diapit oleh Cina dan India, kedua negara ini merupakan
rival yang sama-sama berpengaruh terhadap Nepal. Meskipun bekerjasama secara
bersamaan, India masih menjadi nomor satu di mata Nepal. Hal ini dapat dilihat dari
India telah lama berpengaruh dan berperan di dalam negara Nepal. Pada tanggal 25 Apri 2015, Nepal mengalami bencana gempa yang
menyebabkan kerusakan infrastruktur serta memakan korban jiwa warganya. Selan
itu, di susul dengan adanya aksi protes terhadap pemerintahan Nepal dengan
memblokade jalur pengiriman pasokan minyak dari India ke Nepal di kawasan terai
yang merupakan wilayah kubu Madhesi. Aksi blokade tersebut menambah
kecurigaan Nepal terhadap India. Secara bersamaan, Nepal telah meminta India
untuk mengirimkan pasokan minyak ditengah peristiwa tersebut. Akibatnya, krisis di
Nepal semakin berkepanjangan. Sedangkan kebutuhan akan energi semakin
meningkat untuk kebutuhan pemulihan infrastruktur dan pengembangan
perekonomian Nepal.
Sebelumnya, India merupakan sumber dan investor utama dalam bidang
energi di Nepal. Kondisi tersebut membuat Nepal menjadi negara yang masih
bergantung pada India dalam pengembangan negaranya. Namun, yang terjadi di
Nepal merupakan sebaliknya. Pada masa krisis, India secara tidak langsung
mengembargo (Unofficial Embargo) Nepal. Hal ini membuat pemerintah Nepal
mencari alternatif lain dengan cara melakukan kerjasama dengan Cina. Solusi
tersebut ditanggapi secara positif oleh pihak Cina. Dengan demikian, maka Perdana
Menteri Khadga Prashad Sharma Oli sebagai pemimpin di Nepal mengesahkan
kebijakan asing Nepal dengan negara Cina melalui perjanjian yang dilakukan oleh
Nepal Oil Corporation (NOC) dengan PetroCina yang diresmikan pada 29 Oktober
2015 dan mengakhiri dominasi India sebagai investor bidang energi utama Nepal.