Mobilitas Sosial Pedagang di Pasar Peterongan Kabupaten Jombang (Pedagang Jawa dan Pedagang Tionghoa)
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis mobilitas sosial pedagang baik pedagang Jawa maupun pedagang Tionghoa di pasar Peterongan. Hasil analisis yang didapatkan bahwa pedagang jawa maupun tionghoa di pasar Peterongan ini mengalami suatu mobilitas sosial vertikal, baik itu mobilitas sosial vertikal naik maupun mobilitas sosial vertikal turun. Tanda-tanda mobilitas ini lebih dapat dilihat jelas terhadap pedagang Jawa, karena mereka selalu menunjukkan bentuk-bentuk kesuksesannya dalam hal bedagang. Sedangkan pedagang Tionghoa ini memang tidak terlalu menunjukkan suatu kesuksesannya karena mereka lebih memilih melakukan infestasi daripada menunjukkan kesuksesanya. Pedagang Jawa di pasar Peterongan mengalami suatu mobilitas sosial vertikal turun ketika mereka mengalami musibah kebakaran hebat yang melanda pasar Peterongan, pada saat itu seketika hampir semua pedagang Jawa mengalami kerugian dan harus memulai usaha dari bawah lagi. Pedagang Tionghoa mengalami mobilitas sosial turun lebih dikarenakan dinamika dalam berdagang atau ketika tokonya mengalami penurunan dalam penjualan, sedagangkan mobilitas sosial vertikal naik pedagang Jawa lebih di tunjukkan dengan mereka melakukan ritual-ritual keagamaan seperti ibadah haji, sedangkan pedagang Tionghoa lebih ke investasi dalam berdagang. Akan tetepi mereka juga mengalami suatu mobilitas sosial horisontal, seperti dari mobilitas dari pedagang makanan ringan ke pedagang sepeda, kemudian dari pedagang plastik ke pedagang pakaian. karena mereka lebih memilih melakukan infestasi daripada menunjukkan kesuksesanya. Pedagang Jawa di pasar Peterongan mengalami suatu mobilitas sosial vertikal turun ketika mereka mengalami musibah kebakaran hebat yang melanda pasar Peterongan, pada saat itu seketika hampir semua pedagang Jawa mengalami kerugian dan harus memulai usaha dari bawah lagi. Pedagang Tionghoa mengalami mobilitas sosial turun lebih dikarenakan dinamika dalam berdagang atau ketika tokonya mengalami penurunan dalam penjualan, sedagangkan mobilitas sosial vertikal naik pedagang Jawa lebih di tunjukkan dengan mereka melakukan ritual-ritual keagamaan seperti ibadah haji, sedangkan pedagang Tionghoa lebih ke investasi dalam berdagang. Akan tetepi mereka juga mengalami suatu mobilitas sosial horisontal, seperti dari mobilitas dari pedagang makanan ringan ke pedagang sepeda, kemudian dari pedagang plastik ke pedagang pakaian.