Penentuan Kadar Saponin Total Pada Ekstrak Daun Tanaman Menggunakan Metode Spektroskopi near Infrared Dan Kemometrik
Abstract
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta
dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya dalam membentuk busa dan
menghemolisis darah. Hemolisis darah merah oleh saponin ini merupakan hasil
interaksi antara saponin dengan senyawa-senyawa yang terdapat pada permukaan
membran sel, seperti kolesterol, protein dan fosfolipid. Saponin memiliki aktivitas
antifungi dan anti bakteri patogen. Nilai ekonomi lain dari saponin terletak pada
penggunaan senyawa tersebut sebagai bahan dasar industri hormon seks,
kortikosteroid, dan turunan steroid lainnya. Pada penelitian ini dilakukan penentuan
kadar saponin pada ekstrak daun tanaman menggunakan metode spektoskopi Near
Infrared dan kemometrik. Hasil nilai kadar dari analisis secara kuantitatif yang
didapatkan akan dibandingkan dengan dengan hasil nilai kadar pada analisis
menggunakan spektofotometri UV-Vis sebagai pembanding.
Penetapan kadar dengan metode spektroskopi NIR dan kemometrik ini
memerlukan suatu analisis data multivariat (kemometrik) untuk mengetahui informasi
spektrum yang diperlukan dari spektrum inframerah dan menggunakan informasi
spektrum tersebut untuk aplikasi kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan
perangkat lunak The Unscrambler X 10.2. Teknik yang digunakan dari metode
kemometrik untuk pembuatan model kalibrasi (analisis kuantitatif) dan model
klasifikasi (analisis kualitatif) dalam penelitian ini masing-masing adalah Partial
Least Square (PLS), Support Vector Machines (SVM) dan Linear Discriminant
Analysis (LDA). Penetapan kadar ini kemudian divalidasi dengan metode validasi
silang (cross validation) Leave-One-Out dan 2-Fold Cross-Validation untuk menguji
validitas model regresi.
Metode pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
spektrofotometri UV-Vis menggunakan pereaksi vanilin asam sulfat dengan standar
sapogenin. Berdasarkan hasil penelitian PLS menggunakan spektroskopi NIR
memberikan hasil terbaik dengan R2 kalibrasi sebesar 0,989144; R2 validasi sebesar
0,9877479; RMSEC sebesar 2,2232444 dan RMSECV sebesar 2,3714383. Validasi
model juga memberikan nilai yang baik dengan R2 LOOCV sebesar 0,9921739 dan R2 2-Fold-Cross-Validation sebesar 0,9827453. Model klasifikasi LDA dan SVM yang
digunakan pada pengkategorian antara matriks dengan sampel yang mengandung
saponin memiliki akurasi sebesar 100%.
Model PLS dan LDA dengan spektroskopi NIR yang telah terbentuk dan
tervalidasi kemudian diterapkan pada sampel nyata sehingga diperoleh kadar saponin
dalam sampel nyata. Kadar saponin pada sampel nyata yang diperoleh dari
spektroskopi inframerah dekat sebesar 17,546 % SE/100 g sampel untuk daun salam,
24,305 % SE/100 g sampel untuk daun mimba dan 30,544 % SE/100 g sampel untuk daun
juwet. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan kadar yang diperoleh dari
metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penetapan kadar sampel yang diperoleh dari
dua metode berbeda ini kemudian diuji dengan Uji T Dua Sampel Berpasangan dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar yang diperoleh tidak memiliki perbedaan yang
bermakna dengan nilai signifikansi 0,329, sedangkan pengkategorian sampel nyata
dengan model LDA memberikan % kemampuan prediksi sebesar 100%.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1483]