Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Ditinjau Dari Adversity Quotient Dalam Menyelesaikan Soal Peluang Berbasis Lesson Study for Learning Community
Abstract
Menjadi kreatif merupakan modal penting bahkan menjadi keharusan bagi
setiap individu di era modern saat ini terutama di dalam dunia kerja. Dalam
mengasah kemampuan berpikir kreatif individu, diperlukan suatu jembatan yang
disebut pendidikan. Salah satu program pendidikan yang dapat mengembangkan
kemampuan kreatif seseorang adalah matematika.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan
gambaran mengenai kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas VIII-D SMP
Negeri 10 Jember dalam menyelesaikan soal matematika berbasis LSLC ditinjau
dari AQ tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen utama yang digunakan pada
penelitian ini adalah peneliti sendiri sedangkan instrumen pendukung adalah
angket ARP (Adversity Response Profile), RPP, LKPD, tes kemampuan berpikir
kreatif, pedoman wawancara, dan lembar observasi peserta didik. Hasil validasi
instrumen tersebut baik dari segi konstruksi, isi, dan bahasa diperoleh nilai ratarata
berturut-turut adalah 2.8, 2.861, 2.815, 2.917, 2.933, dan 2.857. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan adalah valid. Data yang dianalisis
pada penelitian ini adalah data hasil angket ARP, LKPD, tes kemampuan berpikir
kreatif, dan pedoman wawancara.
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 Februari 2018, 23 Februari
2018, 27 Februari 2018, dan 2 Maret 2018. Dari 32 peserta diddik yang telah
mengisi angket ARP, diperoleh 3 peserta didik dengan kategori AQ tinggi, 17
peserta didik dengan kategori AQ sedang, dan 12 peserta didik dengan kategori
AQ rendah. Selanjutnya, dilakukan pembagian kelompok berdasarkan AQ yang
dimiliki peserta didik, dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota. 1 kelompok kategori AQ tinggi, 3 kelompok kategori AQ sedang, dan 2 kelompok
kategori AQ rendah.
Selanjutnya, berdasar pada hasil observasi selama pembelajaran berbasis
LSLC berlangsung, didapat bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus
antara AQ dan tingkat kepedulian antar anggota kelompok serta keberanian dalam
bertanya maupun menyampaikan pendapat. Semakin tinggi kategori AQ yang
dimiliki, maka semakin tinggi pula tingkat kepedulian mereka terhadap anggota
lain serta keberanian dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat di dalam
kelompok juga akan meningkat. Begitu pula sebaliknya.
Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang peserta didik pada kategori
AQ tinggi (S1), AQ sedang (S2), dan AQ rendah (S3). Selanjutnya, dilakukan
analisis data hasil LKPD, tes kemampuan berpikir kreatif, dan wawancara
terhadap subjek penelitian. Data hasil analisis tersebut menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan berpikir kreatif setiap subjek. Hasil LKPD subjek S1 dan
S2 beserta kelompoknya menunjukkan bahwa keduanya tergolong dalam
kemampuan berpikir kreatif sedang. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif subjek
S1 dan S2 menunjukkaan bahwa keduanya tergolong dalam kemampuan berpikir
kreatif tinggi. Sementara itu, hasil LKPD subjek S3 beserta kelompoknya
menunjukkan bahwa keduanya tergolong dalam kemampuan berpikir kreatif
rendah. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif subjek S3 menunjukkaan bahwa
keduanya tergolong dalam kemampuan berpikir kreatif sedang.