Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat sebagai Antidiare oleh Masyarakat Suku Tengger Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan
Abstract
Diare didefinisikan sebagai perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar tiga kali dalam waktu 24 jam. Penggunaan tumbuhan obat merupakan aspek penting dari pengobatan tradisional yang ada dalam budaya masyarakat suatu negara, terutama pada negara berkembang. Penelitian mengenai penggunaan tumbuhan obat di Suku Tengger Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan telah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember, yaitu Arifin (2012). Pada penelitian sebelumnya tidak dilakukan khusus pada satu penyakit saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk verifikasi penggunaan tumbuhan obat sebagai antidiare oleh Suku Tengger yang telah diinventarisasi pada penelitian sebelumnya dan untuk mengetahui cara penggunaan serta cara peracikannya.
Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat sebagai Antidiare oleh Masyarakat Suku Tengger Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan yang dilakukan di empat  desa  yaitu  Desa  Wonikitri,  Desa  Tosari,  Desa  Podokoyo,  dan  Desa Ngadiwono dilakukan menggunakan metode snowball sampling dengan kuisioner semi terstruktur. Data dianalisis menggunakan factor of informants consensus (Fic), fidelity level (Fl) dan choice value (CV) untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dianggap penting oleh populasi sebagai antidiare. Tumbuhan diverifikasi menggunakan keterangan dari informan mengenai nama lokal tumbuhan, ciri-ciri tumbuhan, dan diminta untuk menunjukkan tumbuhan secara langsung atau menggunakan media foto yang diperoleh dari penelitian sebelumnya.
Hasil verifikasi pada penelitian ini yaitu ada lima jenis tumbuhan yang tidak digunakan dan empat jenis tumbuhan digunakan pada penelitian Arifin (2012). Didapatkan 16 resep tradisional yang terdiri dari sembilan jenis tumbuhan obat sebagai antidiare. Nilai Fic yang diperoleh sebesar 0,74 yang menunjukkan adanya keseragaman informasi yang diberikan oleh informan mengenai penggunaan tumbuhan obat yang digunakan sebagai antidiare. Nilai Fl tertinggi yaitu 69% pada tumbuhan jambu wer, hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 69% informan menyebutkan penggunaan jambu wer sebagai antidiare. Sedangkan nilai CV tertinggi terdapat pada tumbuhan jambu wer yaitu sebesar 2,4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jambu wer merupakan tumbuhan yang sering digunakan sebagai antidiare oleh Masyarakat Suku Tengger.
Dari 16 resep tradisional yang diperoleh sebagian besar informan tidak menggunakan cara peracikan khusus dalam mengobati diare (69%). Sedangkan cara penggunaan  yang  paling  banyak  dilakukan  yaitu  dengan  memakan  langsung tumbuhan obat yang digunakan. Berdasarkan nilai Fl dan CV buah jambu wer merupakan   tumbuhan   yang   paling   sering   digunakan   sebagai   antidiare   oleh masyarakat Suku Tengger Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan dengan cara dimakan langsung.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1575]
