Optimasi Komposisi Hidroksipropil Metilselulosa dan Etil Selulosa dalam Preparasi Hollow Microspheres Glibenklamid
Abstract
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah abnormal akibat penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin yang progresif. Data Kemenkes RI tahun 2014
menunjukkan bahwa proporsi diabetes di Indonesia pada tahun 2013 meningkat
hampir dua kali lipat dibandingkan pada tahun 2007 dan 90 % dari kasus tersebut
merupakan DM tipe 2. Salah satu terapi utama yang dipilih untuk pengobatan DM
tipe 2 adalah antidiabetik golongan sulfonilurea seperti glibenklamid.
Glibenklamid banyak digunakan untuk DM tipe 2 karena lebih efektiv dengan
efek samping gangguan gastrointestinal ringan seperti mual, muntah, diare dan
konstipasi. Beberapa kelemahan dari sediaan glibenklamid konvensional
diantaranya adalah waktu paruh yang singkat yaitu 4-6 jam, sehingga
membutuhkan pemberian lebih sering untuk mempertahankan konsentrasi plasma.
Adanya pemberian dosis berulang dapat menurunkan kepatuhan dari pasien,
menimbulkan ketidaknyamanan serta potensi fluktuasi konsentrasi obat dalam
plasma yang dapat menghasilkan efek terapi inferior apabila fluktuasi yang terjadi
tidak mencapai rentang terapeutik atau efek toksik apabila fluktuasi yang terjadi
melebihi rentang terapeutik.
Sediaan controlled release dengan sistem gastroretentive dapat
mempertahankan dan meningkatkan waktu tinggal obat dalam lambung sehingga
meningkatkan bioavailabilitas obat, efektifitas, mengurangi interval pemberian
dosis dan dapat meningkatkan kepatuhan dari pasien. Salah satu bentuk
pengembangan sistem ini adalah hollow microspheres. Hollow microspheres
adalah suatu sistem penghantaran obat multiple unit dengan mempertahankan obat
dalam kondisi floating di dalam lambung, sehingga obat dilepaskan secara
perlahan sesuai laju yang diinginkan sistem. Preparasi hollow microspheres dalam penelitian ini menggunakan metode emulsion solvent evaporation dengan
komposisi HPMC sebagai polimer hidrofilik dan EC sebagai polimer hidrofobik.
Pemilihan kedua polimer ini bertujuan untuk meningkatkan waktu tinggal dan
mengontrol pelepasan obat di dalam lambung sehingga mencegah terjadinya
fluktuasi dosis.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh formula optimum komposisi
HPMC dan EC pada suatu sediaan controlled release dengan sistem hollow
microspheres dari obat glibenklamid. Respon yang diamati pada penelitian ini
adalah nilai entrapment efficiency dan buoyancy. Hasil respon yang diperoleh
diolah menggunakan metode simplex lattice design dengan bantuan software
design expert trial versi 10.0.1 sehingga diperoleh formula optimum. Formula
optimum terpilih kemudian dikarakterisasi meliputi nilai yield, analisis SEM dan
identifikasi pembentukan kompleks menggunakan FT-IR.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi HPMC dan
EC memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai entrapment efficiency dan
buoyancy dari hollow microspheres glibenklamid yang dihasilkan. Komposisi
HPMC dan EC memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai entrapment
efficiency dan buoyancy. Penggunaan EC tunggal atau komposisi dominan EC
sebagai polimer pembentuk hollow microspheres dapat meningkatkan nilai
entrapment efficiency yang lebih besar dibandingkan penggunaan HPMC,
sedangkan penggunaan HPMC dan EC dengan komposisi dominan EC dapat
meningkatkan nilai buoyancy lebih besar dibandingkan penggunaan HPMC dan
EC tunggal.
Analisis dengan software design expert trial versi 10.0.1. menghasilkan
formula optimum hollow microspheres glibenklamid dengan komposisi HPMC
147,231 mg dan EC sebesar 252,769 mg. Karakteristik hollow microspheres
glibenklamid yang terbentuk memiliki nilai yield sebesar 82,38%, ukuran partikel
sebesar 152,93 µm, bentuk mendekati sferis, morfologi permukaan yang tidak
rata, dan tidak ada interaksi antara obat-polimer yang ditunjukkan dengan tidak
adanya perubahan spektra yang signifikan pada analisis FT-IR.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]