DELINIASI BATAS GUMUK MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER (Studi Kasus Gumuk Trianggulasi Desa Tembokrejo)
Abstract
Jember memiliki bentang alam yang khas yaitu keberadaan gumuk yang
cukup banyak dan tersebar di beberapa kecamatan. Ada dua asumsi mekanisme
pembentukan gumuk yaitu gerakan tanah dan lontaran gunung berapi (Gunung
Raung).Menurut Sulistyaningsih et al (1997), gumuk terbentuk dari lontaran
Gunung Raung sehingga gumuk yang jauh dari Gunung Raung mempunyai
ukuran berkisar antara 1,0 – 2,0 m dengan luas bidang dasar sekitar 0,1 km2 yang
dapat dijumpai di wilayah Kencong dan Wuluhan. Salah satu gumuk yang cukup
jauh dari Gunung Raung yaitu Gumuk Trianggulasi, berada di Desa Tembokrejo
Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember dengan jarak sekitar 82 km dari
Gunung Raung. Gumuk tersebut terdiri dari 3 gumuk yang lokasinya berdekatan
dan memiliki potensi alam yang cukup besar. Melalui penelitian ini dapat
diperoleh struktur bawah permukaan gumuk Triangulasi sehingga dapat diketahui
karakteristik gumuk dan studi awal deliniasi batas gumuk.
Deliniasi batas gumuk melalui struktur bawah permukaannya dapat
dilakukan dengan asumsi perbedaan kondisi topografi berdasarkan pengukuran
GPS, resistivitas struktur bawah permukaan dan ketebalan lapisan tanah
berdasarkan citra resistivitas 2D. Metode geolistrik resistivitas konfigurasi
Wenner-Schlumberger digunakan untuk memperoleh citra resistivitas 2D dengan
kelebihan dapat memetakan bawah permukaan secara mapping dan saunding.
Pada metode geolistrik resistivitas, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui
elektroda arus dan beda potensial dapat diukur melalui dua elektroda potensial.