• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    IMPLIKASI KETIDAKPATUHAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK ATAS PUTUSAN MAHKAMAH ARBITRASE TETAP INTERNASIONAL NOMOR 2013-19 TERHADAP ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA DI LAUT NATUNA

    Thumbnail
    View/Open
    AYU MEGAWATI - 130710101214.pdf-.pdf (896.6Kb)
    Date
    2018-07-04
    Author
    MEGAWATI, Ayu
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Zona Ekonomi Eksklusif atau biasa disebut ZEE merupakan kawasan yang dimiliki negara kepulauan dan berhak untuk dimanfaatkan oleh negara tersebut. Negara pantai dan hak-hak serta kebebasan-kebebasan Negara lain, diatur oleh ketentuan-ketentuan yang relevan dengan Konvensi Hukum Laut 1982. Hal ini karena berkaitan dengan kedaulatan dan hak berdaulat yang disebut sebagai isu yang sentral dalam diskursus kenegaraan. Berbicara kedaulatan suatu negara yang berkaitan dengan hak berdaulat, kita akan dihadapkan oleh beragam isu dengan segala dimensi hukum yang menyertainya. Salah satu kasus sengketa antar negara yang terjadi akhir-akhir ini adalah sengketa perbatasan di wilayah Laut China Selatan yang melibatkan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan Filipina. Secara umum, Filipina beranggapan bahwa upaya reklamasi yang dilakukan RRT akan mengubah status quo di kawasan tersebut serta perubahan fitur-fitur tersebut telah merusak ekosistem dan lingkungan di sekitarnya. Reklamasi tersebut sedikit banyak telah merusak sekitar 121 hektar terumbu karang, yang berarti aktifitas RRT tersebut telah merusak habitat dan tempat berkembang biak banyak spesies laut. Dalam kerangka yang sama, klaim RRT juga memasuki wilayah Indonesia di bagian wilayah Laut Natuna. Sehingga menimbulkan kekhawatiran akan timbul sengketa di kemudian hari mengingat Tiongkok tidak akan menerima, mengakui, atau melaksanakan putusan Mahkamah Arbitrase Tetap Internasional tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia bersama negara-negara anggota ASEAN harus mempertegas posisinya masing-masing sesuai dengan Hukum Internasional yang berlaku.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86161
    Collections
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education [15360]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository