SUMBER DAYA TERHADAP RENDAHNYA CAPAIAN BED OCCUPANCY RATE (BOR) BERDASARKAN PENILAIAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER TAHUN 2017 (Studi Kualitatif Pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Paru Jember)
Abstract
Salah satu pengukuran kinerja organisasi berdasarkan Undang-undang RI
No.44 Tahun 2009 dilakukan dengan menggunakan indikator Bed Occupancy
Rate (BOR). BOR adalah persentase pemanfaatan tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Indikator BOR RS Paru Jember pada tahun
2016 adalah 56,56%, tahun 2015 sebesar 60,18%, dan tahun 2014 sebesar
66,36%, capaian BOR RS Paru Jember belum mencapai standar Depkes RI tahun
2015 (70-80%). Tujuan dari penelitian ini untuk menilai sumber daya RS oleh
pasien rawat inap terhadap rendahnya capaian BOR di RS Paru Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Penentuan informan dalam penelitian ini adalah
menggunakan purposive sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
adalah panduan wawancara. Terdapat 8 informan dalam penelitian ini yaitu 5
informan utama, 1 informan kunci dan 2 informan tambahan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wawancara
mendalam dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
metode thematic content analysis. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi teknik, yaitu dilakukan melalui wawancara mendalam
dan observasi non pasrtisipatif.
Hasil penelitian ini untuk menilai sumber daya yang dilakukan oleh
pasien rawat inap terhadap rendahnya capaian BOR di RS Paru Jember, mulai dari
sarana umum, sarana medis, sarana penunjang medis, jumlah tenaga medis dan
paramedis, waktu pelayanan yang diberikan oleh dokter/perawat, sikap
dokter/perawat, sosial ekonomi, jarak, dan motivasi serta prioritas pasien rawat
inap, secara keseluruhan sumber daya di RS Paru Jember sudah baik, namun
masih ada beberapa sumber daya yang masih belum baik, dari segi penilaian
pasien rawat inap berdasarkan sarana umum masih ditemukannya WC yang
berbau, kursi pengunjung yang kurang nyaman, jumlah kursi pengunjung yang
kurang, kondisi tempat parkir yang kurang luas serta tidak memiliki atap, tempat
parkir sering becek ketika musim hujan.
Berdasarkan sarana penunjang medis yang ada di RS Paru Jember
permasalahan yang ditemukan adalah proses antrean yang panjang dan lama pada
saat mengambil obat di apotek, lamanya waktu keluar hasil cek laboratorium
pasien, proses antrean yang panjang dan lama pada saat pendaftaran, serta proses
pendaftaran yang berbelit- belit, berdasarkan sikap tenaga medis dan paramedis di
RS Paru Jember masih ditemukannya beberapa sikap tenaga medis/paramedis
yang kurang ramah terhadap pasien.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]