ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PERUMAHAN ISTANA KALIWATES RESIDENCE (Jalan Lumba-lumba, Kaliwates, Jember)
Abstract
Istana Kaliwates Residence adalah perumahan yang dibangun di Jalan
Lumba-lumba, Kaliwates. Perumahan ini menawarkan 949 unit hunian dengan
beberapa tipe yaitu tipe 30, tipe 40, tipe 63, dan tipe 81. Menurut Peraturan
Pemerintah No 75 Tahun 2015 menyatakan bahwa perumahan dengan ukuran
minimum 150 unit wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas, sehingga dilakukan
analisis dampak lalu lintas pada perumahan ini untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan perumahan terhadap lalu lintas disekitarnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi.
Metode observasi dilakukan untuk mendapatkan data bangkitan tarikan menggunakan
perumahan permodelan yang sudah ditentukan, volume lalu lintas dan geometrik
simpang dan ruas pada titik-titik yang ditinjau, dan juga sebaran pergerakan lalu
lintas dengan wawancara. Data tersebut digunakan untuk mengetahui analisis jumlah
bangkitan dan tarikan, presentase distribusi pergerakan, pemilihan rute, kinerja jalan
pada kondisi tanpa pengembangan dan dengan pengembangan menggunakan MKJI
1997.
Hasil analisis menunjukkan bahwa bangkitan tarikan tertinggi adalah pada
tahun 2024 dengan jumlah bangkitan 567 knd/jam dan tarikan 565 knd/jam dengan
presentase pemilihan moda yaitu 84,5% untuk Motorcycle dan 15,5% untuk Light
Vehicle. Zona sebaran yang tertinggi adalah menuju arah kota sehingga rute
terpendek yang paling banyak terbebani adalah jalan Hayam Wuruk dan Jalan Gajah
Mada. Kondisi kinerja jalan terburuk adalah pada tahun 2024 dimana tundaan
tertinggi ada pada simpang Mangli yaitu 742,266 detik/smp.
Rekomendasi yang diberikan antara lain adalah penambahan rambu,
pengaturan ulang lampu lalu lintas pada Simpang Argopuro dan Simpang Mangli,
pelebaran jalan pada Jalan Udang Windu, Jalan Brawijaya, dan Jalan Lumba-lumba.
Kondisi kinerja simpang setelah dilakukan optimasi berubah, Simpang Mangli
berubah dari derajat kejenuhan 1,33 menjadi 0,85 dan dengan lama tundaan dari
742,266 detik/smp menjadi 39,94 detik/smp, Simpang Argopuro berubah dari derajat
kejenuhan 1,098 menjadi 0,79 dan dengan lama tundaan dari 425 detik/smp menjadi
40,74 detik/smp, Simpang Lumba-lumba berubah dari derajat kejenuhan 1,146
menjadi 0,989 dan dengan lama tundaan dari 30,44 detik/smp menjadi 18,529
detik/smp.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]