KAJIAN PENGELOLA KASUS TUBERKULOSIS (PEKA TB) PADA PROGRAM PAKUSARI MERDEKA TUBERKULOSIS RUMAH SAKIT PARU JEMBER TAHUN 2016
Abstract
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan
yang mengancam kesehatan masyarakat di dunia. Sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi kuman Tuberculosis. Pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat
kedua dunia serta TB berpredikat penyakit penyebab kematian nomor dua di
Indonesia. Jumlah Pasien TB paru di Jawa Timur 21.475 orang, Kabupaten
Jember memiliki kasus tertinggi kedua se-provinsi Jawa Timur sebesar 3127
orang ditahun 2015 dan salah satu kasus tertinggi terdapat di Kecamatan Pakusari
dengan Case Notificatian Rate (CNR) 250/100.000 penduduk dan rendahnya
kesembuhan pasien 50 orang (73%) serta tingginya angka dropout enam orang
(5,4%). Penanggulangan dan pemberantasan TB paru menggunakan pola DOTS,
yang menitikberatkan keteraturan pengobatan TB dengan dosis obat yang tepat
melalui pengawasan langsung. Namun, berbagai masalah ditemukan seperti peran
Pengawas Minum Obat yang masih lemah, hal ini diakibatkan karena rendahnya
tingkat pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang penyakit TB beserta
penanggulangannya 145 orang (69%) berdasarkan survey cepat Rumah Sakit Paru
Jember tahun 2016. Rumah Sakit Paru Jember memiliki program inovasi untuk
Kecamatan Pakusari terbebas dari penyakit TB yaitu Program Pakusari Merdeka
TB, Program ini menerapkan sistem penemuan kasus melalui prinsip massive case
finding dan pendampingan pasien TB dengan cara mengangkat Pengelola Kasus
Tuberkulosis (PEKA TB) menjadi promoter yang sudah berlangsung satu tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengekaji PEKA TB pada Program
Pakusari Merdeka TB Rumah Sakit Paru Jember tahun 2016 yang dilihat dari
masukan, proses dan keluaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu masukan PEKA TB meliputi sumberdaya manusia, dana, bahan, metode, sarana
prasarana, sasaran, timebound. Proses pelaksanaan PEKA TB meliputi
pendampingan, pelacakan dan skrining, pencatatan dan pelaporan. Keluaran
PEKA TB meliputi keberhasilan pengobatan pasien dan penemuan kasus TB oleh
PEKA TB.
Dari hasil penelitian ini diketahui kajian mengenai masukan sumberdaya
manusia PEKA TB terdiri dari usia tidak boleh melebihi 28 tahun, pendidikan
minimal D-3/S-1 Kesehatan, masa kerja selama tiga bulan sesuai kontrak kerja,
ketersediaan tenaga 10 orang peka yang tersebar di tujuh desa di kecamatan
Pakusari, pelatihan selama tiga hari sebelum turun ke lapangan sudah terpenuhi.
Bahan, metode atau cara PEKA TB menjalankan tugas, sasaran dan timebound
atau waktu lama PEKA TB dapat diketahui hasilnya sudah sesuai dengan
Pedoman Umum Pakusari Merdeka TB dan sesuai dengan yang diharapkan dan
tidak ada kendala. Namun pada dana gaji PEKA TB masih kurang karena resiko
tertular tinggi dan beban kerja yang berat. Sarana prasarana masih ada kendala
karena tidak ada pembiayaan ATK jadi harus mngajukan nota dinas ke Direktur
Rumah Sakit Paru Jember. Proses pelaksanaan PEKA TB pendampingan pasien
TB, pelacakan, skrining, pencatatan dan pelaporan sudah sesuai dengan Pedoman
Umum Pakusari Merdeka TB dan sesuai dengan yang diharapkan dari Rumah
Sakit Paru Jember. Namun Kendala masih ada kendala pendampingan yaitu
bahasa karena PEKA TB ada yang tidak bisa berbahasa madura, pasien yang
didampingi, tidak ada dirumah karena bekerja, kendala pelacakan yaitu medan
yang sulit dan terbentur jam kerja warga dan pada pencatatan pelaporan masih
ada PEKA yang mengumpulkan laporan tidak sesuai dengan kesepakatan jadwal.
Keluaran PEKA TB keberhasilan pengobatan pasien TB yang didampingi oleh
PEKA TB hampir seluruhnya mau berobat dan sembuh, drop out pengobatan dan
meninggal sangat sedikit, hasil tersebut sudah memenuhi standart Pedoman
Penanggulangan TB Nasional. Penemuan kasus TB oleh PEKA TB membantu
menaikkan penemuan kasus di Puskesmas Pakusari tahun 2016.
Saran untuk Rumah Sakit Paru Jember untuk mengkaji beban kerja dan
resiko,tertular TB mengusulkan tambahan gaji dan Asuransi Kesehatan untuk PEKA TB serta merencanakan anggaran untuk ATK dan lainya secara matang.
Saran untuk PEKA TB memperdalam bahasa Madura dan mengajak PEKA TB
yang bisa berbahasa Madura saat pendampingan, melakukan pendampingan dan
pelacakan pada sore atau hari libur untuk mendapatkan hasil yang maksimal
disesuaikan dengan karakteristik warga diwilayah desa masing-masing PEKA TB.
Saran untuk Peneliti selanjutnya melakukan penelitian tentang efektifitas dan
efiensi PEKA TB dalam proram Pakusari Merdeka TB.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]