OPTIMASI KINERJA ELEKTRODA DALAM MICROBIAL FUEL CELL PADA SUBSTRAT TANAH DAN SAMPAH
Abstract
Konsumsi energi listrik di Indonesia bergantung pada bahan bakar fosil yang
cadangannya semakin menipis. Selain itu, terdapat masalah yang ditimbulkan akibat
penggunaannya yaitu menimbulkan efek pemanasan global. Oleh karena itu, energi
alternatif yang ramah lingkungan sangat dibutuhkan, salah satunya Microbial Fuel
Cell merupakan teknologi terbarukan yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai
pengkatalis pada proses oksidasi materi organik sehingga menghasilkan energi listrik.
Kinerja MFC dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kinerja dari anoda
dan katoda. Optimasi kinerja dari anoda dan katoda perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi terbaik elektroda dalam menghasilkan beda potensial optimum
pada sistem MFC. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan
variasi elektroda dan jenis substrat dalam penentuan beda potensial optimum pada
sistem MFC, serta hubungan antara jumlah kultur mikroorganisme pada media MFC
dengan beda potensial optimum yang dihasilkan.
Penelitian ini menggunakan variasi elektroda, substrat dan massa substrat.
Sistem MFC diuji dengan variasi elektroda kabon (C) dan stainless steel (SS) pada
masing-masing substrat dengan variasi massa 100, 200, dan 300 g selama 78 jam
untuk diukur nilai beda potensialnya serta ditentukan sistem MFC terbaik dengan
nilai beda potensial optimum. Masing-masing sistem akan diuji persen karbon, pH,
dan bakteri pada kondisi sebelum dan sesudah MFC untuk dibandingkan satu dengan
yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem MFC menggunakan elektroda
karbon dengan substrat sampah dan tanah saat kondisi optimum mampu
menghasilkan nilai beda potensial sebesar 488-715 milivolt (mV), nilai beda potensial ini lebih tinggi dibandingkan dengan elektroda stainless steel sebesar 439-
566 mV. Hal ini dikarenakan elektroda karbon bersifat biocompatible terhadap
aktivitas bakteri dalam transfer elektronnya sehingga memudahkan transfer elektron
dan mampu menghasilkan nilai beda potensial yang lebih tinggi. Penentuan kondisi
optimum sistem MFC dilakukan dengan uji ANOVA. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam identifikasi pengaruh masing-masing perlakuan dengan analisis
statistika. Hasil uji ANOVA menunjukkan sistem yang mampu menghasilkan nilai
beda potensial yang optimum yaitu sistem yang menggunakan elektroda karbon
dengan substrat tanah. Hal ini dikarenakan bahan organik pada substrat tanah lebih
sedikit dibandingkan sampah sehingga aktivitas bakteri pada MFC tidak terhambat
dalam proses degradasinya. Semakin tinggi konsentrasi substrat dapat mengakibatkan
efek penghambatan pada aktivitas bakteri. MFC dengan kultur bakteri campuran
memiliki ketahanan yang tinggi terhadap gangguan, konsumsi substrat yang
dibutuhkan dan hasil energi yang dihasilkan akan lebih tinggi. Produk degradasi yang
dihasilkan oleh bakteri satu dengan lainnya akan berbeda. Hal ini membuat bakteri
yang berbeda jenis dapat memanfaatkan hasil metabolit bakteri lainnya, sehingga
hasil energi yang diperolah sistem MFC dengan kultur campuran lebih tinggi
dibandingkan dengan koloni tunggal.