MODEL PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERBASIS KELEMBAGAAN LOKAL PADA PEREMPUAN BURUH PERUSAHAAN DAERAH PERKEBUNAN KOPI DI KABUPATEN JEMBER (Tahun ke 1)
Date
2018-04-27Author
Khutobah, Khutobah
Misno, Misno
Indrianti, Deditiani Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilaksanakan di PDP Sumberwadung, Kabupaten Jember.
Tujuannya untuk merumuskan model penanggulangan kemiskinan yang
memanfaatkan dan mengembangkan kelembagaan lokal dengan mengkaji
kebutuhan strategis gender melalui program keaksaraan fungsional guna
menyelesaikan masalah kemiskinan. Fokus kajian penelitian dilatarbelakangi
adanya kondisi bahwa perempuan buruh perkebunan merupakan korban pertama
dan utama kemiskinan akibat konstruksi sosial budaya. Oleh karena itu, perlu
model penanggulangan kemiskinan yang lebih memberikan ruang gerak
perempuan tanpa terjadi pengingkaran budaya. Model penanggulangan
kemiskinan yang dihasilkan dari kegiatan penelitian ini diharapkan menjadi bahan
referensi aplikatif bagi para penentu kebijakan dalam menyelesaikan kemiskinan
di Daerah Perkebunan Kopi. Mengingat, Jember merupakan penghasil kopi yang
mampu menyumbang devisa cukup besar, namun hal tersebut belum berkorelasi
dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih di bawah garis kemiskinan
Data penelitian yang dikumpulkan pada kegiatan penelitian ini
bersifat primer dan skunder, untuk kemudian dianalisa dengan menggunakan
teknik kualitatif dan kuantitatif (mix metode). Sampel diambil secara sensus dan
wawancara mendalam serta pengamatan terlibat. Instrumen yang digunakan
berupa kuesioner dan pedoman wawancara terstruktur. Hasil penelitian
menunjukkan adanya potensi kelembagaan lokal yang telah tumbuh dan
berkembang dalam kehudupan masyarakat mampu menjadi media dalam
mempercepat gerakan pemberantasan buta aksara. Namun demikian, sebagian
besar masyarakat perkebunan tidak mengetahui keberadaaan kelembagaan lokal
tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya keterbibatan masyarakat dalam kegiatan
kelembagaan lokal, yang disebabkan dominasi perusahaan. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa perempuan perkebunan memiliki tingkat keberdayaan
yang tinggi dalam menyangga kehidupan ekonomi keluarga yang diakomodir
dalam kegiatan kelembagaan masyarakat. Hal tersebut juga berpotensi dalam
keberlanjutan kegiatan program keaksaraan fungsional dalam rangka
mempercepat gerakan pemberantasan buta aksara yang banyak terjadi pada
perempuan perkebunan.
Collections
- LSP-The Research [166]