HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS PATRANG KABUPATEN JEMBER
Abstract
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi
perhatian bagi bangsa Indonesia dan dunia. Tuberkulosis adalah suatu penyakit
infeksi yang menular disebabkan bakteri Mycrobacterium tuberculosis, yang
dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak
diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi
berbahaya hingga kematian. World Health Organization (WHO) dalam Global
Tuberculosis Report 2015 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai
hight-burden countries terhadap TB, termasuk Indonesia (WHO, 2015).
Kepatuhan dan ketaatan terhadap pengobatan medis adalah suatu
kepatuhan pasien terhadap pengobatan yang telah ditentukan (Notoatmojo, 2003).
Menurut Gouhg (2011), ketidakpatuhan akan meningkatkan terjadinya drug
resistance, dimana bakteri basil tidak akan sensitif terhadap antibiotik tertentu.
Apabila hal ini terjadi pada beberapa obat maka terjadi Multi-Drug Resistance
pada seorang penderita yang membuat pengobatan akan lebih sulit. Pengobatan
dan perawatan TB menjadi suatu proses panjang dimana pasien memerlukan
strategi untuk mengelola penyakitnya. Menurut Lev dan Owen (1998) dalam Kara
& Alberto (2006) menyebutkan pasien yang memiliki rasa percaya diri terhadap
kemampuan mereka dalam melakukan perilaku perawatan diri akan lebih
mungkin untuk benar-benar melakukan tugas tersebut. Oleh karena itu individu
dengan efikasi diri yang lebih tinggi akan lebih mampu untuk mengelola
penyakitnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan efikasi diri
dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB paru di Puskesmas Patrang
Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan metode
pemdekatan cross sectional. Sampel 30 pasien TB paru yang sedang menjalani
pengobatan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner efikasi diri dan kuesioner
kepatuhan minum obat.
Berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui bahwa secara statistik
terdapat hubungan efikasi diri dengan kepatuhan minum obat. Tingkat
kepercayaan yang digunakan ialah 95% dengan p value 0,01 < α (0,05) dan milai
odds ratio (OR) = 11,000. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah umur
pasien rata-rata adalah 29 tahun, jenis kelamin terbanyak ialah laki-laki, status
pernikahan mayoritas pasien telah menikah, tingkat pendidikan terbanyak ialah
SMU/SMK, dan jenis pekerjaan terbanyak ialah wiraswasta. Efikasi diri dan
kepatuhan minum obat pasien berada dalam kategori rendah. Terdapat hubungan
yang signifikan antara efikasi diri dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB
paru di Puskesmas Patrang Kabupaten Jember berdasarkan hasil p value yang
lebih kecil dari nilai α.
Berdasarkan hasil penelitian ini, tenaga kesehatan diharapkan melakukan
program pengawasan minum obat dan kunjungan rumah dengan cara membuat
jadwal tetap pelaksanaan tiap 1-2 minggu sekali sehingga tidak ada pasien yang
menghentikan program pengobatan tanpa sepengetahuan tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan juga dapat melakukan berbagai prevensi meliputi prevensi
primer dengan cara melakukan berbagai penyuluhan dengan demonstrasi, prevensi
sekunder dengan cara melakukan deteksi dini terkait penyakit TB paru, dan
prevensi tersier dengan cara melakukan penanganan masalah penyakit TB paru
sehingga mencegah terulangnya masalah selama proses penyembuhan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]