PENGUASAAN PASAR MODERN MELALUI INOVASI STRATEGI PEMASARAN DAN BRANDING PRODUK TERASI PAYANGAN KABUPATEN JEMBER
Date
2018-04-05Author
Prihatini, Dewi
Kusumah, Maulana Surya
Wicaksono, Galih
Nurdiansyah, Yanuar
Subekti, Sri
Ningrum, Prehatin
Metadata
Show full item recordAbstract
Industri pembuatan terasi sebagai pengolahan hasil laut ini merupakan usaha
ekonomi produksi yang berkembang di masyarakat pesisir. Produksi terasi merupakan
usaha para istri nelayan dalam menopang perekonomian para nelayan (suaminya).
Ekonomi produksi ini turut menopang peningkatan kesejateraan masyarakat selain
usaha penangkapan ikan. Hasil produksi terasi saat ini masih sangat tradisional, sedangkan
potensi dapat dikembangkan untuk pasar internasional. Masyarakat pesisir belum mampu
mengembangkan industri pengolahan. Kendala dalam pengembangan industri pengolahan
hasil laut saat ini, adalah 1) proses pengolahan masih tradisional dan manual, sehingga
produktifitas rendah serta padat karya. Pengolahan hasil laut belum menggunakan
Teknologi Tepat Guna yang memiliki kemampuan produksi lebih tinggi, hemat tenaga
dan hemat biaya; 2) usaha pengolahan dilakukan tidak mempergunakan standar
pembuatan yang menjamin higienitas, atau dengan kata lain tingkat higienitas yang belum
terjamin; 3) kontinuitas proses produksi pengolahan sangat tergantung pada
ketersediaan bahan baku, sementara produksi pengolahan bukanlah usaha ekonomi
utama, sehingga nelayan penangkapan tidak berupaya melakukan penangkapan untuk
memenuhi kebutuhan produksi pengolahan hasil laut; 4) Produksi yang tidak rutin
mengakibatkan industri pengolahan hasil laut berupa terasi tidak termotivasi untuk
menguasai pasar, karena produksi tidak terukur dan tidak ada pola pengemasan serta
branding produk. Oleh karenanya, pasar dikuasai oleh tengkulak. Produksi pengolahan
hanya dilakukan selama ada bahan baku dan pesanan tengkulak.
Berdasarkan hasil kajian lapangan, maka dapat disimpulkan dua hal, yaitu potensi
pasar yang sangat bagus untuk produk terasi siap saji; dan kendala dalam industri
pengolahan terasi. Kedua hal ini saling terkait. Kajian menampilkan sangat terbuka akses
pasar yang terbukti bahwa semua indikator ukuran yaitu sebagai berikut: Sikap Terhadap
Merek.Sebagian besar konsumen menjawab setuju dan sangat setuju dengan indikator
kejelasan nama “Terasi Payangan”, nilai yang terkandung, pesetujuan dengan nama “Terasi
Payangan”, memberi kesan yang baik, nama mudah diingat, dikenali dan diterima. sebagian
besar konsumen nama “Terasi Payangan” juga memberikan nilai postif dengan alasan nama
tersebut sekaligus untuk mempromosikan pariwisata yang ada di Kabupaten Jember berupa
pantai Payangandan mengangkat produk lokal berdasarkan nama daerah yang memproduksi
sehingga memberikan nilai positif dan kesan yang baik. Nama “Terasi Payangan” juga
mudah diingat, dikenali dan diterima.
Loyalitas konsumen terhadap merek terasi yang dikonsumsi yaitu sebagain besar
kosumen tidak membatasi pembelian mereka terhadap merek terasi tertentu. Konsumen
rumah tangga dan outlet/supermarket biasanya membeli terasi yang mudah dicari dan
tersedia di setiap toko sehingga mereka tidak membatasi pembelian pada merek-merek
tertentu. Pendapat konsumen terkait dengan kemasan “Terasi Payanga” yang dilihat dari
segi portability, memorable, easy to read dan visual protection, yaitu a) sebagian besar
konsumen sangat setuju dan setuju bahwa kemasan “Terasi Payangan” praktis untuk dibawa, bungkusnya mudah dibuka jika akan menggunakan, mudah dibawa dan mudah
dipegang dengan satu tangan karena ukurannya yang pas. b)Sebagian besar konsumen
setuju dan sangat setuju bahwa desain “Terasi Payangan” mudah untuk diingat karena dalam
kemasan terdapat gambar Teluk Love yang merupakan salah satu destinasi Wisata yang
sedang populer di Kabupaten Jember dan juga logo Universitas Jember. Konsumen juga
sebagian besar setuju bahwa bentuk kemasan “Terasi Payangan” menarik kerena bentuk
botolnya yang unik terutama bentuk kemasan “Terasi Payangan”. Desain “Terasi Payangan”
juga sudah menggambarkan identitas/karakter ceria dari produk kerena terdapat gambar
udang yang tersenyum sambil mengangkat jempol. c) Terkait, makna kalimat pada kemasan
terasi payangan dapat dimengerti karena sebagian besar konsumen menjawab setuju bahwa
Makna kalimat pada kemasan terasi payangan dapat dimengerti serta menampilkan
informasi komposisi isi di dalam kemasan Terasi Payangan sesuai dengan isi yang
sebenarnya. Untuk indikator kombinasi warna grafis, sebagian besar konsumen menjawab
kurang setuju bahwa kombinasi warna grafis (warna latar/warna tulisan) karena kombinasi
warnanya masih terlalu soft dibandingkan dengan kombinasi produk terasi lainnya yang
sudah memiliki brand/merek. d) Sebagian besar konsumen sudah setuju dan sangat setuju
bahwa kemasan “Terasi Payangan” menjaga isinya agar tetap segar, kemasan “Terasi
Payangan” melindungi isinya dari pengaruh cuaca yang berbeda-beda, kemasan “Terasi
Payangan” tidak mudah rusak dan kemasan “Terasi Payangan” melindungi produk dari
pencemaran bau yang menyengat.Konsumen juga berpendapat bahwa kemasan yang paling
baik adalah kaca.
Dibutuhkan transformasi pengetahuan dan mentalitas para pelaku industri terasi di
Kampung Payangan untuk meningkatkan kualitas produksi terasi yang hieginis serta
membaca peluang pasar yang luas atas dasar kebutuhan konsumen yang terus-menerus dan
meluasnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi produk yang tidak
membahayakan kesehatan konsumen. Jika para pelaku industri pengolahan terasi memiliki
kesadaran yang tinggi membaca peluang-peluang ekonomi yang bakal terjadi dan memasok
pasar dengan produk terasi yang berkualitas dan hieginis, maka sudah saatnya dilakukan
perubahan paradigma berusaha dari usaha yang bersifat tradisional ke usaha yang lebih
modern dengan dukungan teknologi tepat guna yang dapat diakses oleh pelaku usaha,
pengetahuan yang luas, ketrampilan yang memadai, dan kemampuan manajerial usaha yang
berkualitas. Dengan demikian, kehadiran industri terasi yang berbasis teknologi dan
manajemen berkualitas tersebut mampu mendongkrak dinamika perekonomian masyarakat
nelayan. Secara umum kondisi saat ini tentang industri pengolahan terasi di Kampung
Payangan belum mengarah pada usaha ekonomi yang bersifat kredibel dan profesional.
Berbagai kendala masih menghambat operasional industri pengolahan, sehingga
mengganggu kinerja usaha ekonomi yang bersifat berkelanjutan.
Terasi udang bubuk siap saji yang berupa serbuk halus kering dapat dengan mudah
dikemas. Bentuknya yang berupa serbuk halus dapat dengan mudah menyesuaikan dengan
bentuk kemasannya. Berbagai bentuk kemasan yang bagus dapat menarik perhatian
konsumen. Terasi bubuk ini praktis untuk digunakan sebagai bumbu masakan, sehingga
menghemat waktu untuk memasak. Terasi bubuk siap saji bisa langsung digunakan tanpa harus menggoreng-goreng lagi. Terasi bubuk siap saji diolah dengan menggunakan oven,
tidak digorang dengan menggunakan minyak goreng sehingga mengurangi kadar kolesterol
dalam terasi. Ini bagus untuk kesehatan. Terasi bubuk siap saji yang kering dan dikemas
dengan kemasan yang menarik dapat disimpan dalam waktu yang lama. Sifat terasi yang
lebih awet ini memungkin pemasaran terasi ke kota-kota lain yang jauh, bahkan bisa
diekspor ke manca negara. Warna terasi yang kecoklatan, aroma harum, dan sifatnya yang
lebih tahan lama cocok digunakan sebagai oleh-oleh bagi masyarakat yang berkunjung ke
Jember. Kandungan gizi lebih tinggi. Terasi bubuk siap saji mengandung protein sebesar
28,62%. Tidak hanya protein hewani, terasi bubuk siap saji juga banyak mengandung
kalsium (77,89%). Protein dan kalsium ini sangat bermanfaat bagi tubuh untuk membangun
sel dan tulang. Selain itu terasi juga menangdung iodium sebanyak 1,73%.
Hasil penelitian terasi tentang pengembangan teknologi merumuskan empat bentuk
tindakan sebagai formula mengatasi problema sosial ekonomi produsen terasi udang
payangan, yaitu (1) Peningkatan kualitas SDM dalam pengolahan; (2) Standardisasi proses
dan hasil produksi; (3) Penataan kelembagaan produsen; dan (4) Penetrasi pasar langsung
oleh produsen. Inovasi produk terasi bubuk siap saji yang dilakukan terdiri dari 3 tahapan,
yaitu pertama proses persiapan penyempurnaan (pre-treatment) yang bertujuan untuk
penetrasi pasar tentang produk terasi payangan siap saji, peningkatan kualitas gizi,
modifikasi rasa, fortifikasi (mutu gizi) agar kualitas gizi meningkat. Kedua, penyempurnaan
khusus yang merupakan pengerjaan akhir dengan tindakan/ proses khusus untuk memenuhi
permintaan khusus dari pembeli (konsumen). Proses penyempurnaan pada produk ini
meliputi higienitas pada produk mulai dari proses pemilihan bahan baku, proses pengolahan
sampai pada proses pengemasan dengan memperhatikan juga hygiene personal.
Collections
- LSP-The Research [166]