IMPLEMENTASI STRATEGI PRODUKSI PADA PERUSAHAAN BATIK “SAYU WIWIT” DI BANYUWANGI
Abstract
Batik sebagai warisan budaya Indonesia, saat ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Batik umumnya dinilai sebagai busana formal yang bersifat kuno, kaku, dan kurang menarik untuk dikenali. Oleh karena itu, maka perusahaan batik yang ada di Banyuwangi perlu meningkatkan implementasi strategi produksi agar batik khas Banyuwangi mampu bersaing dan unggul dalam persaingan perusahaan batik dalam negeri hingga keluar negeri. Strategi produksi yang dikembangkan oleh produsen batik memegang peranan penting dalam meningkatkan eksistensi usahanya untuk terus dapat bertahan pada persaingan yang semakin ketat. Implementasi strategi produksi perusahaan batik Sayu Wiwit lebih berfokus pada strategi differentiation yang menekankan pada penciptaan produk baru sebagai pembeda dari produk batik perusahaan pesaing lainnya. Perusahaan batik Sayu Wiwit menghasilkan tiga jenis produk batik, yaitu Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Kombinasi. Perusahaan batik Sayu Wiwit merupakan salah satu perusahaan batik tertua yang ada di Banyuwangi dan masih mempertahankan eksistensinya hingga saat ini.
Jenis penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif paradigma kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi Strategi Produksi Pada Perusahaan Batik Sayu Wiwit di Banyuwangi. Penentuan key informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive. Proses pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi kepada obyek penelitian. Tahap pemeriksaan keabsaan data menggunakan trianggulasi sumber, teknik, dan waktu agar data yang diperoleh valid. Tahap analisis data menggunakan analisis domain dan taksonomi yang berguna untuk menganalisis data agar lebih fokus pada penelitian yang akan diteliti.
Hasil penelitian dalam Implementasi Strategi Produksi Perusahaan Batik Sayu Wiwit Di Banyuwangi sukses dalam meningkatkan target produksi dengan strategi produk menggunakan stategi differentiation yaitu penciptaan atau pengembangan produk baru. Ide pengembangan motif dilakukan pemilik dengan cara mengkombinasikan motif lama khas Banyuwangi dengan motif modern dan warna yang selalu berubah untuk sekali produksi agar konsumen tidak merasa bosan dengan batik yang terkenal kuno. Hasil lain yaitu, pemimpin perusahaan dalam mengatur tenaga kerjanya masih kurang tegas dalam memberikan aturan sehingga para pekerjapun bekerja seadanya, selain itu dalam pembuatan ide motif hanya dari satu orang yaitu pemilik perusahaan sehingga dalam pengembangan produk masih terbatas.