Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam) Desa Darsono Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
Abstract
Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Dusun Gading dan Dusun
Teratai Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember dibentuk pada tahun 2004
untuk pengelola pelayanan kebutuhan air bersih bagi anggotanya. Namun setelah
beroperasi selama 12 tahun banyak menghadapi kendala, seperti : berkurangnya pelayanan
kebutuhan air akibat peningkatan laju pertumbuhan penduduk, ukuran atau dimensi pipa
yang terlalu kecil , tingkat kebocoran pipa yang tinggi akibat usia pipa, tidak berjalannya
menejemen organisasi dan kepengurusan HIPPAM, dan tidak baiknya sistem
pengoperasian dan pemeliharaan jaringan perpipaan.
Berdasarkan analisis situasi kondisi HIPPAM di Dusun Gading dan Dusun Teratai
Desa Darsono, maka permasalahan utamanya adalah bagaimana meningkatkan pelayanan
air bersih pada kedua HIPPAM tersebut baik secara teknik maupun secara non teknis
(menejemen operasional pengelolaan HIPPAM). Sedangkan tujuan dari kegiatan IbM ini
adalah untuk : 1). meningkatkan layanan penyediaan air minum melalui peningkatan
kapasitas jaringan pipa (penigkatan dimensi pipa dari diameter pipa 2” menjadi 3”), 2).
Peningkatan kapasitas pengelola HIPPAM dalam pengoperasian dan pemeliharan sistem
jaringan air minum.
Hasil pelaksanaan kegiatan IbM dapat dinyatakan bahwa program berjalan lancar
dan sesuai dengan yang ditargetkan. Hal ini dapat dilihat pada beberapa hasil kegiatan
berikut : 1). Peningkatan kapasitas jaringan pipa distribusi (dari pipa diameter 2” menjadi
diameter 3”), 2). Terbentuknya kepengurusan HIPPAM yang baru baik di Dusun Gading
maupun di Dusun Teratai yang selama ini hanya dikelola oleh dua sampai tiga orang, 3).
Adanya kesepakatan antara pengurus dan anggota HIPPAM untuk menaikkan iuran
pengelolaan HIPPAM di Dusun Teratai (dari Rp. 3.000,- menjadi Rp. 5.000,-), sedangkan
di Dusun Gading (dari Rp. 1.000,- menjadi 2.000,-). Disamping itu, evaluasi kinerja
HIPPAM juga dinilai berdasarkan beberapa indikator, diantaranya : a). Keandalan sistem
penyediaan air, b). tingkat kepuasan pelayanan minum air dan c). peran serta masyarakat
dalam penyediaan air minum.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut maka secara umum kinerja penyediaan air
minum di kedua HIPPAM cukup baik. Ketersediaan dan keandalan sumber mata air
sebagai sumber utama pelayanan air minum dapat diandalkan 100% sepanjang tahun.
Sistem pengaliran secara gravitasi dapat menekan biaya operasional dan tingkat kepuasan
pelanggan/konsumen yang sangat baik. Pelaksanaan kegiatan pemasangan jaringan pipa
dapat dilakukan secara swadaya (gotong-royong) yang merupakan modal sosial yang
sangat baik. Namun demikian, biaya opersional dan pemeliharaan jaringan perpipaan
menjadi kendala dalam penyelenggaran SPAM pedesaan.