POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA GURU SMA NEGERI 1 CLURING KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Adanya sertifikasi guru memberikan peningkatan penghasilan guru sehingga
pengeluaran konsumsi keluarga guru meningkat. Tambahan penghasilan guru
sertifikasi akan meningkatkan konsumsi keluarga. Hal ini dikarenakan semakin
tingginya pendapatan guru dari gaji pokok dan tunjangan dari sertifikasi. Oleh karena
itu, peningkatan penghasilan guru berdampak pada pengeluaran konsumsi yang
semakin meningkat. Pola konsumsi dapat dipengaruhi karena faktor ekonomi ataupun
faktor non ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis pendapatan, kebutuhan dan pola konsumsi guru
SMA Negeri 1 Cluring Kabupaten Banyuwangi dengan menganalisis kebutuhan dan
pendapatan guru di SMA Negeri 1 Cluring. Teori yang digunakan peneliti adalah teori
Abrahan Maslow tentang teori kebutuhan..
Lokasi penelitian ditentukan dengan purposife area, yaitu bertempat di SMA
Negeri 1 Cluring. Informan ditentukan dengan teknik snowball sampling. Penggunaan
sumber data utama Guru PNS dan Non PNS, sumber data pendukung hasil dari
dokumen sekolah dan dokumen bendahara sekolah untuk mendukung data penelitian.
Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. Tehnik
pengolahan data yaitu reduksi data, display data, menafsirkan data, menyimpulkan dan
memverifikasi, keabsahan hasil, narasi hasil analisis, dan menyusun kesimpulan dan
saran.
Pola konsumsi rumah tangga guru SMA Negeri 1 Cluring bervariasi. Pola
konsumsi guru tidak hanya dipengaruhi oleh factor pendapatan saja, namun juga
dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, gaya hidup ataupun semakin banyaknya
kebutuhan yang harus dipenuhi Semakin tinggi pendapatan guru, kebutuhan yang harus
dipenuhi guru semakin banyak dan gaya hidup guru juga ikut mempengaruhi pola
konsumsi guru. Gaya hidup yang berlebihan dapat dilihat dari gaya berpenampilan,
gaya mengkonsumsi makanan dan alat transportasi yang digunakan. Namun, ada juga
guru yang memiliki pendapatan tinggi, tetapi pola konsumsinya sederhana. Hal ini
dipengaruhi oleh gaya hidup guru yang sederhana.
Sementara itu, untuk guru yang memiliki pendapatan rendah memiliki pola
konsumsi yang berbeda. Hal ini karena faktor pendapatan yang rendah dan banyaknya
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh guru. Ketidakseimbangan antara pendapatan
dengan pengeluaran mendorong guru untuk mencari pendapatan lain di luar gaji
pokok seperti berbisnis ataupun mengelola lahan pertanian.