HUBUNGAN ANTARA BENTUK SKELET EKTOMORFIK DAN MESOMORFIK DENGAN PANJANG LENGKUNG GIGI POSTERIOR PADA LAKI-LAKI USIA 16-20 TAHUN UNTUK MENUNJANG DIAGNOSA DAN RENCANA PERAWATAN ORTODONSIA
Abstract
Ada berbagai hal yang mempengaruhi pertumbuhan tulang rahang dan
perkembangan oklusi yang normal. Diantaranya faktor bentuk skelet yang dapat
ditentukan dengan pengukuran Body Mass Index (BMI). Bentuk skelet terdiri dari
tipe skelet ektomorfik, mesomorfik dan endomorfik Bentuk skelet mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi geligi. Salah satu komponen dari
dimensi lengkung gigi adalah panjang lengkung gigi posterior. Mereka dengan
bentuk skelet ektomorfik terjadi hambatan pertumbuhan rahang sehingga panjang
lengkung gigi posterior menjadi relatif lebih pendek. Sedangkan pada bentuk skelet
mesomorfik, mempunyai sifat yang baik dan pertumbuhan yang normal. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara bentuk skelet ektomorfik dan
mesomorfik dengan panjang lengkung gigi posterior pada laki-laki usia 16-20 tahun.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai September 2011 di SMKN 1
Sukorambi, SMKN 2 Jember, SMAN 1 Jember dan Universitas Jember. Penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian analitik obsevasional. Besar sampel yang
digunakan adalah 80 orang, yang dibagi kedalam 2 kelompok skelet yaitu 40 orang
dengan bentuk skelet ektomorfik dan 40 orang dengan bentuk skelet mesomorfik.
Data dianalisis dengan Uji beda T-test dan Uji Korelasi Pearson.
Data yang diperoleh dilakukan uji normalitas dengan test Kolmogorov Smirnof
dan uji homogenitas dengan Levene test. Selanjutnya data dianalisa dengan uji
korelasi Pearson dengan α=0,05. Koefisien korelasi yang didapatkan yaitu r = 0,611
untuk rahang atas dengan persamaan y = 0.621x + 16,48 dan r = 0,721 untuk rahang
bawah dengan persamaan y = 0.493x + 14.01. Koefisiensi korelasi dan persamaannya
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang bermakna. Bentuk skelet mesomorfik
mempunyai rata-rata panjang lengkung gigi posterior yang lebih besar dibanding
ektomorfik. Sedangkan rata-rata panjang lengkung gigi posterior pada responden
ektomorfik lebih rendah dari bentuk skelet mesomorfik. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan bentuk skelet yang lebih besar, maka akan terjadi pertumbuhan yang lebih
cepat juga, termasuk pertumbuhan dan perkembangan panjang lengkung gigi
posterior.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]