ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI JERUK KEPROK BATU 55 DI KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah pengembangan baru komoditas
Jeruk Keprok Batu 55. Wilayah ini memiliki pontensi dalam pengembangan
tersebut karena terbukti telah berhasil menjadi daerah penghasil jeruk siam
terbesar di Jawa Timur. Upaya pengembangan Jeruk Keprok Batu 55 ini
dilakukan untuk mengurangi peredaran jeruk impor di masyarakat. Jeruk Keprok
Batu 55 merupakan salah satu varietas unggulan kementrian yang dikembangkan
sebagai sebagai pengganti jeruk impor. Pengembangan Jeruk Keprok Batu 55 ini
memerlukan perencanaan biaya dan pertimbangan atas adanya resiko dan
ketidakpastian finansial yang dapat terjadi dimasa depan melalui analisis
kelayakan finansial serta strategi yang tepat dalam pengembangannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan finansial
usahatani Jeruk Keprok Batu 55. (2) tingkat kelayakan usahatani Jeruk Keprok
Batu 55 dengan adanya perubahan terhadap kenaikan biaya operasional,
penurunan harga buah dan penurunan volume panen. (3) menentukan alternatif
strategi yang tepat dalam pengembangan usahatani Jeruk Keprok Batu 55 di
kabupaten banyuwangi. Penentuan daerah penelitian menggunakan Purposive
method. Daerah penelitian ditentukan di Kabupaten Banyuwangi dengan
pertimbangan bahwa Kabupaten banyuwangi merupakan daerah pengembangan
baru usahatani Jeruk Keprok Batu 55. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode analitik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Kelayakan finansial usahatani
Jeruk Keprok Batu 55 di Kabupaten Banyuwangilayak untuk diusahakan 16 tahun
kedepan yang dinilai sekarang. Kriteria kelayakan financial dengan tingkat suku
bunga sebesar 9% menunjukkan nilai sebagai berikut: NPV sebesar, Rp.
300.109.189,-; Net B/C sebesar, 1,45; Gross B/C sebesar, 1,33; IRR sebesar
13,12%; PR sebesar, 1,95 dan PP, selama 8 tahun 3 bulan 18 hari. (2) sensitivitas
kelayakan usahatani Jeruk Keprok Batu 55 dalam 16 tahun kedepan menurut nilai
sekarang pada 3 skenario perubahan sebagai berikut: a) perubahan terhadap
kenaikan biaya operasional sebesar 30% masih layak untuk diusahakan 16 tahun
kedepan yang dinilai sekarang dan batas toleransi kenaikan biaya operasional
sebesar 105,8%, b) perubahan terhadap penurunan harga jual sebesar 30% tidak
layak untuk diusahakan dalam 16 tahun kedepan yang dinilai sekarang dan batas
toleransi penurunan harga jual sebesar 29,04% c) Perubahan terhadap penurunan
volume produksi sebesar 30% tidak layak untuk diusahakan dalam 16 tahun
kedepan yang dinilai sekarang dan batas toleransi penurunan volume produksi
sebesar 19,04%. (3) Usahatani Jeruk Keprok Batu 55 di Kabupaten Banyuwangi
berada pada posisi kuat berpeluang dengan Alternatif strategi yang digunakan
yaitu Meningkatkan efektifitas dan efisiensi usahatani melalui inovasi dan
pengembangan teknologi budidaya. Mempromosikan Jeruk Keprok Batu 55
kepada masyarakat dengan mempermudah akses antara petani terahdap konsumen
dan mengurangi impor jeruk. Melakukan pemeliharaan secara intensif agar
kualitas dan kuantitas Jeruk Keprok Batu 55 meningkat
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]