TITER WIDAL PADA POPULASI SEHAT DI UNIVERSITAS JEMBER
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara dengan endemik penyakit demam tifoid dan paratifoid. Uji Widal dalam diagnosis demam tifoid atau paratifoid sering digunakan oleh negara-negara berkembang seperti negara Indonesia dikarenakan harganya yang relatif murah, mudah dikerjakan, dan memberikan hasil yang cepat. Pemeriksaan uji Widal tunggal dalam diagnosis demam tifoid atau paratifoid pada negara endemik seperti Indonesia, akan memberikan hasil yang kurang akurat dengan banyaknya hasil false-positive maupun false-negative. Sehingga, mengetahui titer widal tertinggi ini penting pada populasi sehat agar tidak terjadi false-positive. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui titer widal pada populasi sehat di lingkungan Universitas Jember.
Penelitian ini merupakan analisis deskriptif dengan desain penelitian observasional berupa cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik FK UNEJ pada bulan Desember 2016. Sampel penelitian terbagi atas dua kelompok yaitu kelompok pria sebanyak 47 orang dan kelompok wanita sebanyak 47 orang yang telah memenuhi syarat inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat statistik deskriptif.
Karakteristik sampel dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, status gizi, riwayat demam tifoid dan asal fakultas di Universitas Jember. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan kelompok pria sebanyak 47 orang dan kelompok wanita sebanyak 47 orang. Berdasarkan usia didapatkan rata-rata sebesar 20,89 ± 1,07, sedangkan rata-rata untuk IMT sebesar 21,21 ± 1,78.
Berdasarkan distribusi titer aglutinin pada populasi sehat, titer aglutinin O, H, AO, AH dan BO yang terbanyak adalah titer 1/320 yaitu 35 (37,2%), 36 (38,2%), 81 (86,1%), 63 (67,0%), dan 73 (77,7%) secara berturut-turut. Sedangkan titer aglutinin BH pada titer 1/40 sebanyak 26 (27,7%). Berdasarkan distribusi titer aglutinin pada jenis kelamin, titer aglutinin O, H, AO, AH, BO dan BH terbanyak pada pria secara berturut-turut adalah titer 1/320 sebanyak 17 orang (36,1%); 1/320 sebanyak 17 orang (36,1%); 1/320 sebanyak 36 orang (76,6%); 1/320 sebanyak 36 orang (76,6%); 1/320 sebanyak 36 orang (76,6%); dan 1/40 sebanyak 14 orang (29,8%). Titer aglutinin O, H, AO, AH, BO dan BH terbanyak pada wanita secara berturut-turut adalah titer 1/320 sebanyak 18 orang (38,2%); 1/320 sebanyak 19 orang (40,4%); 1/320 sebanyak 45 orang (95,8%); 1/320 sebanyak 27 orang (57,4%); 1/320 sebanyak 37 orang (78,8%); dan 1/80 sebanyak 14 orang (29,8%).
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa frekuensi titer Widal terbanyak pada populasi sehat di Universitas jember berturut-turut adalah titer O 1/320, titer H 1/320, titer AO 1/320, titer AH 1/320, titer BO 1/320, dan titer BH 1/40. Frekuensi titer Widal terbanyak pada pria dewasa sehat di Universitas jember berturut-turut adalah titer O 1/320, titer H 1/320, titer AO 1/320, titer AH 1/320, titer BO 1/320, dan titer BH 1/40. Sedangkan, frekuensi titer Widal terbanyak pada wanita dewasa sehat di Universitas jember berturut-turut adalah titer O 1/320, titer H 1/320, titer AO 1/320, titer AH 1/320, titer BO 1/320, dan titer BH 1/80.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]